Minggu, 27 Januari 2013

MAKALAH PERENCANAAN BAHAN-BAHAN PENGAJARAN


MAKALAH
PERENCANAAN BAHAN-BAHAN PENGAJARAN
(Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Tugas
PERENCANAAN)






Oleh :
Kelompok III
            Lidya lestari zefri     (2410.066)
                                                              Melda  Yanti            (2410. 072)
             Andrizal                    (2410.078)
 Rani fitria.S                (2410.079)
 Ira syafitri                   (2410.086)
             Andi fajri                    (2410.089)
      Dosen Pembimbing:
IMAMUDDIN, M.Pd
PROGAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SJECH. M DJAMIL DJAMBEK
BUKITTINGGI
2012
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah pemakalah ucapkan kehadiran Allah SWT  yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada pemakalah,  sehingga dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah “perencanaan”.
Dalam menyelesaikan makalah ini, pemakalah banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan dan ketulusan hati pemakalah mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Orang tuayang  pemakalah sayangi atas do’a dan dorongan yang diberikan, baik secara moril maupun materil.
2.      Bapak Imamuddin, M.Pd dosen mata kuliah perencanaan.
3.    Semua  pihak yang telah membantu pemakalah yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Pemakalah menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, hal ini bukanlah suatu kesengajaan melainkan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis. Untuk itu penulis mengharapkan tanggapan, kritikan dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan pada penulisan yang akan datang.
            Akhir kata tiada lain harapan pemakalah semoga makalah ini bermanfaat dan dapat diterima kebenarannya.

Bukittinggi, 4 oktober 2012


Pemakalah

DAFTAR ISI
1.      KATA PENGANTAR…………………………………… 1
2.      DAFTAR ISI………………………………………...........2
3.      BAB I. PENDAHULUAN…………………………….......3
4.      BAB II. PEMBAHASAN………………………………...  4
1)      Aspek – Aspek  Materi…………………………… 4
2)      Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi……………... 5
3)      Kriteria Pemilihan Materi Pelajaran……………….6
4)      Identifikasi Satuan Bahasan………………………....9
5)      Penyiapan Program / Bahan Pengajaran………….....15
6)      Pelaksanaan Program Pengajaran …………………..17
5.      BAB III. PENUTUP………………………………………..19
6.      DAFTAR PUSTAKA………………………………………20







BAB I
PENDAHULUAN


  1. LATAR BELAKANG
Perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan, karena perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan kemana harus pergi dan mengidentifikasikanpersyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan efesien. Perencanaan pengajaran di Indonesia merupakan suatu penyusunan alternatif kebijaksanaan dalam mengatasi masalah, yang akan dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan pendidikan nasional dengan mempertimbangkan kenyataan yang ada dibidang sosial, ekonomi, sosial budaya dan kebutuhan pembangunan secara menyeluruh terhadap pendidikan nasional. Dengan demikian pembangunan dunia pendidikan nasional memikul tanggung jawab yang besar sebagai bagian internal dari perencanaan pembangunan bangsa.
Pengalaman belajar siswa harus mengandung isi bahan pelajaran . Isi bahan ini seharusnya erat berkaitan dengan tujuan belajar yang mencukupi kebutuhan siswa.
Dalam suatu bidang studi selalu ada struktur ilmu yang pasti. Karena itu pokok bahasan menolong dalam merumuskan tujuan instruksional . Sebaliknya tujuan dapat dinyatakan lebih dahulu ,karena dapat diturunkan dari tujuan umum pokok bahasan , kemudian perincian isi bahan pembelajaran khusus , tujuan perilaku , atau sasaran belajar. Gunakan mana saja yang cocok dengan situasi Anda, tetapi selalu ingat bahwa ada hubungan dekat antara tujuan instruksinal dengna isi bahan pelajran . Demikianlah tujuan instruksional ialah apa yang ingin dilakukan dengnaisi bahan pelajaran.

                                              


BAB II
PERENCANAAN BAHAN-BAHAN
PENGAJARAN

1. Aspek – Aspek  Materi
            Kalau kita mempelajari lebih dalam mengetahui  materi pelajaran ,maka kita akan dapat melihat adanya berbagai aspek yang antara lain : konsep fakta, proses , nilai keterampilan , bahkan juga terdapat sejumlah masalah-masalah  yang ada kaitannya dengan kehidupan masyarakat.
Istilah – istilah tersebut pada garis besarnya ialah :
1. Konsep adalah suatu idea tau gagasan atau suatu pengertian yang umum, misalnya sumber
     kekayaan alam yang dapat diperbarui.
2. Prinsip adalah suatu kebenaran dasar sebagai titik tolak untuk berpikir atau merupakan suatu
     petunjuk untuk berbuat / melaksanakan sesuatu.
3. Fakta adalah sesuatu  yang telah terjadi atau yang tewlah dikerjakan/dialami.Mungkin berupa
     hal , objek atau keadaan.Jadi  bukan sesuatu yang diinginkan  atau pendapat atau 
     teori.Contoh : Proklamasi Kemerdakan RI adalah pada tanggal 17 Agustus 1945.
4.  Proses adalah serangkaian perubahan , gerakan – gerakan perkembangan . Suatu proses dapat
     terjadi secara sadar tidak disadari. Dapat  juga merupakan cara melaksanakan kegiatan   
     operasional (misalnya di pabrik) atau proses pembuatan tempr, proses perubahan warna pada 
     daun yang kena hama wereng dan sebagainya.
5.  Nilai adalah suatu pola, ukuran atau merupakan suatu tipe atau model . Umumnya nilai
      berltalian dengan pengakuan atau kebenaran yang bersifat umum, tentang baik atau buruk,
     misalnya : hukum jual beli, hukum koperasi unit desa , Bimas dan sebagainya.
6.  Keterampilan adalah kemampuan berbuat sesuatu dengan baik. Berbuat dapat berarti secara   
      jasmaniah ( menulis, berbicara dan sebagainya) Biasanya kedua aspek tersebut tidak terlipas
     satu sama lain. Kendatipun tidak selalu demikian adanya.[1]

Aspek – aspek tersebut , perlu menjadi dasar pertimbangan dalam  menentukan bahan pelajaran dan rinciannya.Sesuatu satuan bahasan yang telah ditentukan perlu dianalisis lebih lanjut tentang konsep- konsep apa yang terkandung dalam topic tersebut, prinsip – prinsip apa yang perlu disampaikan dan seterusnya.

2. Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi
       Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy).
1. Relevansi artinya kesesuaian. Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain. Misalnya : kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah ”Menjelaskan hukum permintaan dan hukum penawaran serta asumsi yang mendasarinya” (Ekonomi kelas X semester 1) maka pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya ”Referensi tentang hukum permintaan dan penawaran” (materi konsep), bukan Menggambar kurva permintaan dan penawaran dari satu daftar transaksi (materi prosedur).

2. Konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada empat macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah Operasi Aljabar bilangan bentuk akar (Matematika Kelas X semester 1) yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan merasionalkan pecahan bentuk akar.

3. Adequacy artinya kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan KD).
Adapun dalam pengembangan materi pembelajaran guru harus mampu mengidentifikasi Materi Pembelajaran dengan mempertimbangkan hal-hal di bawah ini:
1. potensi peserta didik;
2. relevansi dengan karakteristik daerah;
3. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
4. kebermanfaatan bagi peserta didik;
5. struktur keilmuan;
6. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
7. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
8. alokasi waktu.[2]


3. Kriteria Pemilihan Materi Pelajaran
                                                                                            
     Materi pelajaran berada dalam ruang lingkup isi kurikulum. Karena itu , pemilihan materi    
Pelajaran   tentu saja harus sejalan dengan ukuran – ukuran (criteria) yang digunakan untuk memilih isi kurikulum bidang studi bersangkutan. Sebagai gambaran dapat kita utarakan dalam garis besarnya sebagai brikut dibawah ini
Kriteria pemilihan materi pelajaran yang akan dikembangkan dalam system instuksional dan yang mendasari penentuan strategi belajanr mengajar :
1. Kriteria tujuan istruksional
Suatu materi pelajaran yang terpilih dimaksudkan untuk mencapai tujuan instruksional khusus atau tujuan – tujuan tingkah laku. Karena itu, materi tersebut supaya sejalan dengan tujuan – tujuan yang telah dirumuskan.

2. Materi pelajaran supaya terjabar
Perincian materi pelajaran berdasarkan pada tuntutan dimana setiap TIK telah dirumuskna secara spesifik , dapat diamati dan terukur. Ini berarti terdapat keterkaitan yang  erat antara spesifikasi tujuan dan spesifikasi materi pelajaran.

Kriteria
Sasaran

a. Akurat dan up to    
    date
b. Kemudahan

c. Kerasionalan

d. Essensial

e. Kemaknaan

f. Keberhasilan

g. Keseimbangan

h. Kepraktisan
    
-   Sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
     penemuan – penemuan baru dalam bidang teknologi
-          Untuk memahami prinsip, generalisasi, dan memperoleh data.
-          Mengembangkan kemampuan berpikir rasional , bebas , logis.
-          Untuk mengembangkan moralitas penggunaan pengetahuan

-          Bermakna bagi siswa dan perubahan social bebas social

-          Merupakan ukuran keberhasilan untuk mempengaruhi tingkah laku siswa .
-          Mengembangkan pribadi siswa secara seimbang dan menyeluruh .
-          Mengarahkan tindakan sehari-hari dan untuk pelajaran berikutnya
                              Bagan Kriteria Umum Pemilihan Isi Kurikulum

3. Relevan dengan kebutuhan siswa
    Kebutuhan siswa yang pokok adalah bahwa mereka ingin berkembang berdasarkan  
    potensi yang dimilikinya. Karena berkembang berdasarkan potensi yang dimilikinya.
    Karena setiap materi pelajaran yang akan disajikan hendaknya sesuai dengan usaha
   untuk mengembangkan pribadi siswa secarabualat dan utuh. Beberapa aspek di
    antaranya adalah pengetahuan sikap, nilai dan keterampilan.
4. Kesesuaian dengan kondisi masyarakat
Siswa dipersiapkan untuk menjadi warga masyarakat yang berguna dan mampu hidup   
mandiri. Dalam hal ini, materi pelajaran yang dipilih hendaknya turut membantu
mereka memberikan pengalaman edukatif yang bermakna bagi perkembangan mereka
menjadi manusia yang mudah menyesuaikan  diri.

5.  Materi pelajaran mengandung segi-segi etik
Materi pelajaran yang akan dipilih  hendaknya mempertimbangkan segi perkembangan moral siswa kelak.Pengetahuan dan keterampilan yang bakal mereka peroleh dari materi pemlajaran yang telah mereka terima di arahkan untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia yang etik sesuai dengan system nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakatnya.

6. Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik dan logis.
Setiap materi pelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas ruang lingkupnya dan terpusat pada satu topic masalah tertentu. Materi disusun secara berurutan dengan mempertimbangkan factor perkembangan psikologis siswa . Dengan cara ini diharapkan isi materi tersebut akan lebih mudah diserap oleh si siswa dan dapat segera dilihat keberhasilannya.

7. Materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli, dan
   masyarakat.
    Ketiga factor ini perlu diperhatikan dalam memilih materi pelajaran . Buku sumber    
    yang baku umumnya disusun oleh para ahli dalam bidangnya dan disusun berdasarkan  
    GBPP yang berlaku, kendatipun belum tentu lengkap sebagaimana yang diharapkan.
    Guru yang ahli penting, oleh sebab sumber utama memang adalah guru itu sendiri.  
    Guru dapat menyimak semua hal yang dianggapnya perlu utuk disajikan kepada para
    siswa berdasarkan ukuran pribadianya. Masyarakat juga merupakan sumber yang luas,
   bahkan dapat dikatakan sebagai materi belajar yang paling besar.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi pelajaran, antara lain:
a.       Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan ataau menunjang tercapainya tujuan
instruksional
b.      Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan atau perkembangan
siswa pada umumnya.
     c.  Materi pelajaran hendaknya terorganisasi secara sistematis dan berkesinambungan.
     d.  Materi pelajaran hendaknya mencakup tiga hal-hal yang bersifat faktual maupun
         konseptual .[3]

4. Identifikasi Satuan Bahasan
a. Penentuan satuan bahan pelajaran sebagai landasan bagi penyusunan satuan pelajaran
Dari beberapa satuan pelajaran yang telah dikembangkan oleh para guru tampak belum adanya kesaman pengertian tentang dasar yang digunakan untuk menentukan bahan untuk dijadikan landasan penulisan satuan pelajaran . Ada sementara laporan yang menyatakan , bahwa satuan pelajaran didasarkan atas waktu.
Misalnya ada yang menetapkan bahwa satu semester dapat dibagi dalam lima satuan waktu, hingga disusunlah lima satuan pelajaran. Cara bekerja bahwa seperlima dari satuan program semester bukan merupakan kebulatan.
Ada sementara orang yang cenderung menentukan satuan pelajaran dalam satuan waktu melainkan lebih ditentukan oleh adanya satuan pengertian atau konsep itu satuan masalah yang kalau dipelajari oleh para siswa untuk mencapai penguasaan suatu tuingkat pemahaman, pengetahuan atau keterampilan .

Dengan kata lain satuan pelajaran bukannya satuan waktu melainkan lebih ditentukan oleh adanya satuan konsep atau pengertian atau masalah yang tercermin dalam satu atau beberapa pokok bahasan.

b.   Cara menentukan suatu satuan pelajaran
Setiap penyusun satuan pelajaran didalam pelaksanaan Kurikulum  1975 diharapkan melakukan langkah-langkah berikut:
1. Mendalami pokok – pokok bahasan dalam GBPP dan peranannya dalam mencapai tujuan – tujuan kurikulum dan instruksional umum.
2. Mengkategorikan bahan-bahan pengajaran dalam  satuan- satuan konsep pengertian atau masalah yang dalam  hal beberapa pokok bahasan bahan-bahan pengajaran saling berkaitan satu dengan  sama lain .
3. Menetapkan satuan – satuan konsep dan pengertian atau masalah sebagai satuan bahasan;
4. Menetapkan perbandingan peranan antara berbagai satuan bahasan tersebut untuk menentukan alokasi waktu bagi setiap satuan.

Dengan selesainya langkah terakhir ini kita telah memperoleh daftar pokok bahasan yang telah disusun secara berurutan sekaligus menjadi program pengajaran untuk 1 ( satu ) semester.
a. Dasar –dasar merancang kegiatan belajar mengajar
               Kegiatan belajar mengajar yang tidak diajar secara baik akan menyebabkan hambatan untuk mencapai hasil-hasil belajar yang diharapkan. Karena itu kegiatan belajar mengajar harus dirancang sedemikian rupa agar proses mengajar berhasil secara optimal. Itu sebabnya, antara tujuan intruksional, materi pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar harus memiliki derajat koherensi yang tinggi.
             Adapun yang dijadikan dasar untuk merancang kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut :
·            Berdasarkan pada tujuan intruksional yang hendak dicapai. Didalam tujuan instrukdional telah tersirat tingkah tingkah yang ingin dikembangkan, seperti : pengetahuan dan keterampilan, sikap dan nilai. Tujuan-tujuan akan dapat tercapai jika siswa dan guru melakukan kegiatan belajar mengajar secara tepat, terarah dan terancana. Urutan dan prioritas tujuan-tujuan instruksional yang telah ditata sebelumnya ,dalam hal I inis,menjadi pengarah untuk menentukan  jenis dan bentuk kegiatan yang perlu atau seharusnya dilakukan baik oleh siswa maupun oleh guru
·          Berdasarkan konsep belajar CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) Belajar akan berhasil jika siswa diberikan kesempatan untuk belajar secara aktif. Keterlibtan ini menyebabkan bekerjanya proses mental dan pisik lebih banyak.
·         Bertitik tolak dari kesiapan belajar siswa
Kesiapan belajar adalah kondisi dimana siswa berada dalam siap mental dan pisik untuk melakukan kegiatan belajar . Faktor ini erat hubungannya dengan kematangan intelektual, mental , social, emosional siswa disamping kesiapan secara jasmaniah.

·          Mempertimbangkan sumber –sumber yang tersedia
Sumber-sumber meliputi ketersediaan waktu,biaya, fasilitas, yang kesemuanya digolongkan sebagai unsure penunjang untuk keberhasilan kegiatan belajar.Faktor ini tidak dapat diabaikan peranannya dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

b. Prosedur menentukan kegiatan belajar mengajar
Penentuan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan melalui langkah – langkah kerja sebagai berikut :
·         Mengidentifikasi aspek-aspek kemampuan yang terkandung didalam tujuan sebagai indicator hasil belajar yang diharapkan. Aspek-aspek kemampuan meliputi pengetahuan (kognitif), keterampilan, sikap dan nilai(afektif) , dari segi kondisi siswa, kemampuan guru, factor-faktor luar yang mungkin berpengaruh, dan dapat dilaksanakan?
- Apakah kegiatan belajar mengajar itu memungkinkan tercapainya tujuan instruksional secara optimal?
-  Apakah kegiatan – kegiatan belajar mengajar tersebut bersifat luwes, dinamis dan    senantiasa dapat disesuaikan dengan kebutuhan instruksional.

Kerangka Pengembangan Kegiatan Belajar Mengajar
No
Prosedur
kerja
Tujuan           Instruk
Sional
Aspek-
Aspek
Kemam-
puan
Aspek –aspek
Peri –
laku
Materi
Pela-
Jaran
Strategi
Belajar
Mengajar
Kegiatan
Belajar
Mengajar
I

Pengetahuan





II
Keterampilan





Bagan Matrik Penentuan Kegiatan Belajar Mengajar

Produk (tingkah laku siswa yang dihasilkan ), eksploratorik(pengalaman luar sekolah). Itu sebabnya setiap guru perlu memahami benar tentang teori belajar, pendekatan tujuan pendidikan (misalnya tujuan pendidikan berdasarkan taksonomi bloom dan kawan-kawan), yang dijadikan sebagai kerangka acuan untuk menentukan hasil belajar.

·         Mengidentifikasi perilaku yang tersirat dalam tujuan pengajaran yang hendak dicapai, yang meliputi perilaku – perilaku yang hendak spesifik, dapat diamati dan terukur. Umumnya tercakup dalam tujuan instruksional khusus(TIK) .
·         Mengidentifikasi materi pelajaran dengan berpedoman pada pokok bahasan dan sub-sub pokok bahasan. Di dalam materi terkandung aspek-aspek : pengetahuan yang terdiri dari keterampilan. Materi pelajaran mengacu kepada buku sumber wajid, misalnya buku paket.
·         Mengidentifikasi strategi pelajaran dengan berpedoman pada pokok bahasan dan sub-sub pokok bahasan.
·         Mengidentifikasi kegiatan belajar mengajar, yang sesuai dengan strategi belajar mengajar yang telah dipilih. Kegiatan – kegiatan yang dirumuskan pada hakikatnya mencakup kegiatan siswwa dan kegiatan guru atau dirumuskan dalam kesatuan kegiatan yang mencakup kedua jenis kegiatan . Tentu saja rumusan kegiatan hendaknya disusun berdasarkan prinsip kelayakan , ketepatgunaan dan keberhasilan, serta keluwesan .
·         Berdasarkan prinsip – prinsip tersebut selanjutnya perlu diadakan penilaian , sebagia berikut:
- Apakah kegiatan belajar mengajar serasi dengan semua komponen – komponen lainnya?
- Apakah kegiatan belajar mengajar yang diterapkan dlam praktek kelak?
- Dan seterusnya.[4]

Dalam matematika  strategi yang digunakan yaitu strategi  penyampaian materi pembelajaran prinsip
Termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum (law), postulat, teorema, dsb.
Langkah-langkah mengajarkan atau menyampaikan materi pembelajaran jenis “prinsip”
(a) Berikan prinsip
(b) Berikan bantuan berupa contoh penerapan prinsip
(c) Berikan soal-soal latihan
(d) Berikan umpan balik
(e) Berikan tes.

Contoh:
Strategi penyampaian materi Nilai Fungsi Trigonometri
di berbagai Kuadran Sudut.
Langkah 1 : Penyajian Materi Prinsip
Sajikan materi dengan lisan, tulisan, gambar ataupun slide presentasi. Tunjukkan nilai fungsi trigonometri di setiap kuadran melalui perbandingan dengan sudut lancip, sehingga diperoleh tanda bilangan positif atau negatif untuk setiap fungsi sinus, cosinus dan tangen di setiap kuadran.

Langkah 2 : Memberi Bantuan
Berikan bantuan kepada peserta didik untuk menerapkan rumus yang diberikan. Guna menghafal tanda-tanda bilangan dari setiap nilai fungsi Trigonometri di tiap kuadran, bisa juga diberi bantuan untuk menghafal. (Ingat! Bantuan penyampaian materi secara bermakna, misalnya menggunakan cara berpikir tertentu untuk membantu menghafal. Bentuk penyampaian secara bermakna, menggunakan jembatan ingatan, jembatan keledai, atau mnemonics, asosiasi berpasangan, dsb ). Sebagai contoh, untuk menghafal tanda-tanda nilai fungsi trigonometri digunakan cara berpikir: apa, oleh siapa, dengan menggunakan bahan, alat, teknik, dan lingkungan seperti apa? Berdasar kerangka berpikir tersebut, bantuan mengingat-ingat tanda-tanda nilai fungsi trigonometri tersebut menggunakan jembatan keledai, jembatan ingatan (mnemonics) menjadi ASTAKO atau YASTAKO (semua, sinus, tangen, kosinus).

Langkah 3 : Soal-soal Review
Berikan soal-soal penerapan yang berkaitan dengan penentuan nilai fungsi Trigonometri di berbagai kuadran

Langkah 4 : Memberikan Umpan Balik
Berikan umpan balik atau informasi apakah jawaban peserta didik benar atau salah. Jika benar berikan konfirmasi, jika salah berikan koreksi atau pembetulan.

Langkah 5: Tes
Berikan tes untuk menilai apakah peserta didik benar-benar telah paham terhadap nilai fungsi Trigonometri di berbagai kuadran. Soal tes hendaknya berbeda dengan contoh kasus yang telah diberikan pada saat penyampaian fakta dan soal latihan untuk menghindari murid hanya hafal tetapi sebenarnya tidak paham.[5]

5.  Penyiapan Program / Bahan Pengajaran
Berbicara tentang penyiapan program / bahan pengajaran, pertanyaan yang muncul dan perlu memperoleh jawaban dalam bagian ini  adalah :
-          Hasil apakah yang diperoleh dari kegiatan perencanaan pengajaran yang langkah-langkahnya telah dipelajari dalam baba-bab terdahulu?
-          Jenis-jenis program/ bahan pengajaran apa saja yang dapat dikembangkan dari hasil perencanaan pengajaran yang telah dilakukan?
1.      Hasil yang dicapai dari perencanaan pengajaran
Ada dua jenis hasil pokok yang diperoleh dari kegiatan perencanaan pengajaran yang dilakukan :
a.       Daftar sejumlah pokok / satuan bahasan yang akan diajarkan selama satu casturwulan beserta alokasi waktu yang telah ditetapkan untuk masing-masing pokok / satuan bahasan .
b.      Bagan / matriks yang berisi rencana yang lebih rinci tentang pengajaran masing-masing pokok/ satuan bahasan , yang meliputi Tujuan Instruksional Umum , Tujuan instruksional Khusus, alat evaluasi , materi , kegiatan belajar mengajar , serta media / alat dan sumbaer bahan , sebagai berikut :
Pokok / Satuan Bahasan  :  ………………………….
Alokasi Waktu                 :  ………………………….

TIU            TIK          Alat          Mate       Kegiatan       Media/alat       Sumber 
                                  Eval                          B-M
...              ...               ...                ...            ...                      ...                    ...
...              ...               ...                ...            ...                      ...                    ...
...              ...               ...                ...            ...                      ...                    ...

                         Hasil – hasil perencanaan pengajaran tersebut di atas kita peroleh melalui satuan cara atau prosedur tertentu yang disebut PPSI ( Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional ) yang melibatkan sejumlah langkah pokok seperti yang telah dipelajari dalam bab-bab terdahulu.
       Jika terdapat 6 pokok / satuan bahasan pada hasil butir a, maka akan dihasilkan pula 6 bagan / matriks sebagai hasil butir b, satu untuk setiap pokok / satuan bahasan.
Sebagaimana telah diuraikan dalam bab-bab yang lalu, dalam bagan/ matrik tersebut trerlihat adanya kesesuaian / keterkaitan antara unsure –unsur yang terdapat didalamnya, dari TIU sampai dengan sumber. Hal ini penting karena berdasarkan bagan/ matriks inilah kemudian akan dikembangkan program / bahan pengajaran yang akan dilaksanakan di kelas.

2.      Jenis – jenis Program / Bahan Pengajaran yang dapat dikembangkan
Dari hasil perencanaan pengajaran yang tergambar dalam bagan/ matriks, sebenarnya dapat dikembangkan berbagai jenis program/bahan pengajaran, sesuai dengan keperluan .
Disekolah – sekolah (SD,SLTP,SLTA) dewasa ini, setiap guru diharuskan menyiapkan program yang disebut satuan pelajaran (satpel) yang didalamnya terkandung rumusan TIU, TIK , materi dan sebagainya. Di IKIP/FKIP, setiap dosen diharuskan menyiapkan program yang disebut satuan acara perkuliahan (SAP) yang didalamnya juga terkandung TIU, TIK , materi perkuliahan , dan sebagainya.
format atau sistematika satpel  untuk SD,SLTP , dan SLTA tidak persis sama  demikian pula format atau sistematika SAP berbagai IKIP/FKIP juga tidak persis sama. Hal ini tidak menjadi soal yang penting adalah bahwa dalam Satpel atau SAP terkandung unsure-unsur sebagai berikut:
-     Tujuan tujuan yang ingin dicapai
-     Pokok- pokok materi yang akan disajikan
-     Kegiatan – kegiantan belajar mengajar yang akan dilaksanakan
-     Media/ alat pengajaran yang akan digunakan .
-     Sumber bahan yang dijadikan acuan/rujuan
-     Cara evaluasi yang akan ditempuh
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahawa Satpel dan SAP adalah merupakan jenis program pengajaran yang dapat dikembangkan dari hasil kegiatan perencanaan pengajaran yang telah ditempuh dengan menggunakan langkah-langkah pokok dalam PPSI
Disamping Satpel dan SAP, masih banyak lagi jenis-jenis program/bahan pengajaran yang dapat dikembangkan dari hasil perencanan yang tergambar dalam bagan / matriks pada bagian terdahulu, orang dapat menyusun buku pelajaran atau modul, yang format atau sistematikanya tentu saja berbeda dari yang berlaku dalam Satpel atau SAP.

6. Pelaksanaan Program Pengajaran
Ada empat langkah pokok yang dilakukan dalam keseluruhan proses program pengajaran evaluasi awal, pelaksanaan pengajaran  evaluasi akhir dan tindak lanjut.

1.      Evaluasi Awal
Langkah pertama yang biasa dilakukan dalam melaksanakan suatu program pengajaran ialah mengadakan evaluasi awal.
Evaluasai awal atau pretest dilakukan sebelum pembelajarean diberikan . Tujuan atau fungsinya ialah untu mengetahui kemampuan awal siswa mengenai pelajaran yang bersangkutan. Dengan mengetahui kemampuan awal siswa ini , guru akan dapat menentukan cara penyampaian yang akan ditempuhnya nanti. Untuk bahan –bahan yang telah dikuasai siswa , misalnya, guru tidak akan memberikan penjelasan yang banyak lagi. Disamping itu, dengan adanya evaluasi awal, guru akan dapat melihat hasil yang betul – betul dicapai melalui program yang dilaksanakannya, setelah membandingkannya dengan hasil evaluasi akhit.
Soal –soal tes yang digunakan untuk evaluasi awal adalah yang telah dikembangkan oleh guru pada waktu merencanakan pengajaran

2.       Pelaksanaan Pengajaran
Selama langkah ini berlangsung, kegiatan evaluasi dilakukan oleh guru antarea lain dalam bentuk kuis, tugas-tugas , observasi,dan bertanya langsung kepada siswa tentang pelajaran yang sedang disjajikan , apakah cukup jelas, dan sebagainya. Dari kegiatan evaluasi ini ,guru dapat mengetahui bagian – bagian mana dari materi yang belum begitu dipahami oleh siswa , dan bagian – bagian mana dari kegiatan belajar – mengajar yang tampaknya kurang efektif atau sulit dilaksankan dengan baik .
Atas dasar evaluasi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung , guru dapat melakukan perbaikan / penyesuaian , antara lain menjelaskan kembali bahan-bahan yang belum sepenuhnya dipahami siswa ,dengan cara yang berbeda .


3.      Evaluasi Akhir
Fungsinya ialah untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan yang dicapai siswa pada akhir pengajaran. Jika hasil evaluasi akhir kita bandingkan dengan evaluasi awal, akan dapat diketahui seberapa jauh efek atau pengaruh dari pengajaran yang telah kita berikan.[6]
























BAB III
PENUTUP

               Keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sangat tergantung pada keberhasilan guru merancang materi pembelajaran. Materi Pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tak terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran

             Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy).
      1. Relevansi artinya kesesuaian. Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan                                 
          pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar.
2.    Konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta     
      didik ada empat macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi
     empat macam.
3.      Adequacy artinya kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.

           Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu di identifikasi aspek-aspek keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai peserta didik.  
                    
                    Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap standar kompetensi dan
         kompetensi Dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam kegiatan          
          pembelajaran. Harus   ditentukan apakah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
        harus dikuasai peserta didik termasuk ranah kognitif, psikomotor ataukah afektif.





DAFTAR PUSTAKA

Drs.Harjanto . 1997. Perencanaan Pengajaran.Jakarta : PT.Rineka Cipta
R.Ibrahim dan Nana Syaodith S.1996. Perencanaan Pengajaran .Jakarta : Rineka Cipta























[1] Drs.Harjanto . 1997. Perencanaan Pengajaran.Hal 220-221
[2] http://www.subri-msi.net/berita-198-perencanaan-bahanbahan-pengajaran.html

[4]  Drs.Harjanto . 1997. Perencanaan Pengajaran.Hal 223-226
[5] http://www.subri-msi.net/berita-198-perencanaan-bahanbahan-pengajaran.html

[6] R.Ibrahim dan Nana Syaodith S.1996. Perencanaan Pengajaran .Hal.126-131

Tidak ada komentar:

Posting Komentar