MAKALAH
PERENCANAAN
BAHAN-BAHAN PENGAJARAN
(Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Tugas
PERENCANAAN)
Oleh
:
Kelompok
III
Lidya lestari zefri (2410.066)
Melda
Yanti (2410. 072)
Andrizal
(2410.078)
Rani fitria.S
(2410.079)
Ira
syafitri (2410.086)
Andi
fajri (2410.089)
Dosen
Pembimbing:
IMAMUDDIN, M.Pd
PROGAM
STUDI MATEMATIKA JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SJECH.
M DJAMIL DJAMBEK
BUKITTINGGI
2012
KATA PENGANTAR
Syukur
Alhamdulillah pemakalah ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
kepada pemakalah, sehingga dapat
menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah “perencanaan”.
Dalam
menyelesaikan makalah ini, pemakalah banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan
yang sangat berarti dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan dan
ketulusan hati pemakalah mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang
tuayang pemakalah sayangi atas do’a dan
dorongan yang diberikan, baik secara moril maupun materil.
2. Bapak
Imamuddin, M.Pd dosen mata kuliah perencanaan.
3. Semua pihak yang telah membantu pemakalah yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Pemakalah menyadari sepenuhnya bahwa
dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, hal ini bukanlah suatu
kesengajaan melainkan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis. Untuk itu
penulis mengharapkan tanggapan, kritikan dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan pada penulisan yang akan datang.
Akhir kata tiada lain harapan
pemakalah semoga makalah ini bermanfaat dan dapat diterima kebenarannya.
Bukittinggi, 4 oktober 2012
Pemakalah
DAFTAR
ISI
1. KATA
PENGANTAR…………………………………… 1
2. DAFTAR
ISI………………………………………...........2
3. BAB
I. PENDAHULUAN…………………………….......3
4. BAB
II. PEMBAHASAN………………………………... 4
1) Aspek
– Aspek Materi…………………………… 4
2) Prinsip-Prinsip
Pengembangan Materi……………... 5
3) Kriteria
Pemilihan Materi Pelajaran……………….. 6
4) Identifikasi
Satuan Bahasan………………………....9
5) Penyiapan
Program / Bahan Pengajaran………….....15
6) Pelaksanaan
Program Pengajaran …………………..17
5. BAB
III. PENUTUP………………………………………..19
6. DAFTAR
PUSTAKA………………………………………20
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Perencanaan berkaitan
dengan penentuan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan,
karena perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan kemana harus pergi
dan mengidentifikasikanpersyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling
efektif dan efesien. Perencanaan pengajaran di Indonesia merupakan suatu
penyusunan alternatif kebijaksanaan dalam mengatasi masalah, yang akan
dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan pendidikan nasional dengan
mempertimbangkan kenyataan yang ada dibidang sosial, ekonomi, sosial budaya dan
kebutuhan pembangunan secara menyeluruh terhadap pendidikan nasional. Dengan
demikian pembangunan dunia pendidikan nasional memikul tanggung jawab yang
besar sebagai bagian internal dari perencanaan pembangunan bangsa.
Pengalaman belajar
siswa harus mengandung isi bahan pelajaran . Isi bahan ini seharusnya erat
berkaitan dengan tujuan belajar yang mencukupi kebutuhan siswa.
Dalam suatu bidang
studi selalu ada struktur ilmu yang pasti. Karena itu pokok bahasan menolong
dalam merumuskan tujuan instruksional . Sebaliknya tujuan dapat dinyatakan
lebih dahulu ,karena dapat diturunkan dari tujuan umum pokok bahasan , kemudian
perincian isi bahan pembelajaran khusus , tujuan perilaku , atau sasaran
belajar. Gunakan mana saja yang cocok dengan situasi Anda, tetapi selalu ingat
bahwa ada hubungan dekat antara tujuan instruksinal dengna isi bahan pelajran .
Demikianlah tujuan instruksional ialah apa yang ingin dilakukan dengnaisi bahan
pelajaran.
BAB II
PERENCANAAN BAHAN-BAHAN
PENGAJARAN
1.
Aspek – Aspek Materi
Kalau
kita mempelajari lebih dalam mengetahui
materi pelajaran ,maka kita akan dapat melihat adanya berbagai aspek
yang antara lain : konsep fakta, proses , nilai keterampilan , bahkan juga
terdapat sejumlah masalah-masalah yang
ada kaitannya dengan kehidupan masyarakat.
Istilah – istilah tersebut pada garis
besarnya ialah :
1. Konsep adalah suatu idea tau gagasan
atau suatu pengertian yang umum, misalnya sumber
kekayaan alam yang dapat
diperbarui.
2. Prinsip adalah suatu kebenaran dasar
sebagai titik tolak untuk berpikir atau merupakan suatu
petunjuk untuk berbuat / melaksanakan sesuatu.
3. Fakta adalah sesuatu yang telah terjadi atau yang tewlah dikerjakan/dialami.Mungkin
berupa
hal , objek atau keadaan.Jadi
bukan sesuatu yang diinginkan
atau pendapat atau
teori.Contoh : Proklamasi Kemerdakan RI adalah pada tanggal 17 Agustus
1945.
4.
Proses adalah serangkaian perubahan , gerakan – gerakan perkembangan .
Suatu proses dapat
terjadi secara sadar tidak disadari. Dapat juga merupakan cara melaksanakan
kegiatan
operasional (misalnya di pabrik) atau proses pembuatan tempr, proses
perubahan warna pada
daun yang kena hama wereng dan sebagainya.
5.
Nilai adalah suatu pola, ukuran atau merupakan suatu tipe atau model .
Umumnya nilai
berltalian dengan pengakuan atau
kebenaran yang bersifat umum, tentang baik atau buruk,
misalnya : hukum jual beli, hukum
koperasi unit desa , Bimas dan sebagainya.
6. Keterampilan adalah kemampuan berbuat sesuatu
dengan baik. Berbuat dapat berarti secara
jasmaniah ( menulis, berbicara dan sebagainya) Biasanya kedua aspek
tersebut tidak terlipas
satu sama lain. Kendatipun tidak selalu demikian adanya.[1]
Aspek – aspek tersebut , perlu menjadi
dasar pertimbangan dalam menentukan
bahan pelajaran dan rinciannya.Sesuatu satuan bahasan yang telah ditentukan
perlu dianalisis lebih lanjut tentang konsep- konsep apa yang terkandung dalam
topic tersebut, prinsip – prinsip apa yang perlu disampaikan dan seterusnya.
2. Prinsip-Prinsip
Pengembangan Materi
Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy).
1. Relevansi artinya kesesuaian. Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain. Misalnya : kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah ”Menjelaskan hukum permintaan dan hukum penawaran serta asumsi yang mendasarinya” (Ekonomi kelas X semester 1) maka pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya ”Referensi tentang hukum permintaan dan penawaran” (materi konsep), bukan Menggambar kurva permintaan dan penawaran dari satu daftar transaksi (materi prosedur).
Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy).
1. Relevansi artinya kesesuaian. Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain. Misalnya : kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah ”Menjelaskan hukum permintaan dan hukum penawaran serta asumsi yang mendasarinya” (Ekonomi kelas X semester 1) maka pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya ”Referensi tentang hukum permintaan dan penawaran” (materi konsep), bukan Menggambar kurva permintaan dan penawaran dari satu daftar transaksi (materi prosedur).
2. Konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada empat macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah Operasi Aljabar bilangan bentuk akar (Matematika Kelas X semester 1) yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan merasionalkan pecahan bentuk akar.
3. Adequacy artinya kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan KD).
Adapun
dalam pengembangan materi pembelajaran guru harus mampu mengidentifikasi Materi
Pembelajaran dengan mempertimbangkan hal-hal di bawah ini:
1. potensi peserta didik;
2. relevansi dengan karakteristik daerah;
3. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
4. kebermanfaatan bagi peserta didik;
5. struktur keilmuan;
6. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
7. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
8. alokasi waktu.[2]
1. potensi peserta didik;
2. relevansi dengan karakteristik daerah;
3. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
4. kebermanfaatan bagi peserta didik;
5. struktur keilmuan;
6. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
7. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
8. alokasi waktu.[2]
3.
Kriteria Pemilihan Materi Pelajaran
Materi pelajaran berada dalam ruang lingkup isi kurikulum. Karena itu ,
pemilihan materi
Pelajaran tentu
saja harus sejalan dengan ukuran – ukuran (criteria) yang digunakan untuk
memilih isi kurikulum bidang studi bersangkutan. Sebagai gambaran dapat kita utarakan
dalam garis besarnya sebagai brikut dibawah ini
Kriteria pemilihan materi pelajaran yang
akan dikembangkan dalam system instuksional dan yang mendasari penentuan
strategi belajanr mengajar :
1. Kriteria tujuan
istruksional
Suatu
materi pelajaran yang terpilih dimaksudkan untuk mencapai tujuan instruksional
khusus atau tujuan – tujuan tingkah laku. Karena itu, materi tersebut supaya
sejalan dengan tujuan – tujuan yang telah dirumuskan.
2. Materi pelajaran
supaya terjabar
Perincian
materi pelajaran berdasarkan pada tuntutan dimana setiap TIK telah dirumuskna
secara spesifik , dapat diamati dan terukur. Ini berarti terdapat keterkaitan
yang erat antara spesifikasi tujuan dan
spesifikasi materi pelajaran.
Kriteria
|
Sasaran
|
a. Akurat dan up to
date
b. Kemudahan
c. Kerasionalan
d. Essensial
e. Kemaknaan
f. Keberhasilan
g. Keseimbangan
h. Kepraktisan
|
-
Sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
penemuan – penemuan baru dalam bidang teknologi
-
Untuk memahami prinsip,
generalisasi, dan memperoleh data.
-
Mengembangkan kemampuan berpikir
rasional , bebas , logis.
-
Untuk mengembangkan moralitas
penggunaan pengetahuan
-
Bermakna bagi siswa dan perubahan
social bebas social
-
Merupakan ukuran keberhasilan
untuk mempengaruhi tingkah laku siswa .
-
Mengembangkan pribadi siswa
secara seimbang dan menyeluruh .
-
Mengarahkan tindakan sehari-hari
dan untuk pelajaran berikutnya
|
Bagan
Kriteria Umum Pemilihan Isi Kurikulum
3. Relevan dengan
kebutuhan siswa
Kebutuhan siswa yang pokok adalah bahwa
mereka ingin berkembang berdasarkan
potensi yang dimilikinya. Karena berkembang
berdasarkan potensi yang dimilikinya.
Karena setiap materi pelajaran yang akan
disajikan hendaknya sesuai dengan usaha
untuk mengembangkan pribadi siswa
secarabualat dan utuh. Beberapa aspek di
antaranya adalah pengetahuan sikap, nilai
dan keterampilan.
4. Kesesuaian dengan
kondisi masyarakat
Siswa dipersiapkan untuk menjadi warga masyarakat
yang berguna dan mampu hidup
mandiri. Dalam hal ini, materi pelajaran yang
dipilih hendaknya turut membantu
mereka memberikan pengalaman edukatif yang bermakna
bagi perkembangan mereka
menjadi manusia yang mudah menyesuaikan diri.
5. Materi pelajaran mengandung segi-segi etik
Materi
pelajaran yang akan dipilih hendaknya
mempertimbangkan segi perkembangan moral siswa kelak.Pengetahuan dan
keterampilan yang bakal mereka peroleh dari materi pemlajaran yang telah mereka
terima di arahkan untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia yang etik sesuai
dengan system nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakatnya.
6. Materi pelajaran
tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik dan logis.
Setiap
materi pelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas ruang lingkupnya
dan terpusat pada satu topic masalah tertentu. Materi disusun secara berurutan
dengan mempertimbangkan factor perkembangan psikologis siswa . Dengan cara ini
diharapkan isi materi tersebut akan lebih mudah diserap oleh si siswa dan dapat
segera dilihat keberhasilannya.
7.
Materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli,
dan
masyarakat.
Ketiga factor ini perlu diperhatikan dalam
memilih materi pelajaran . Buku sumber
yang baku umumnya disusun oleh para ahli
dalam bidangnya dan disusun berdasarkan
GBPP yang berlaku, kendatipun belum tentu
lengkap sebagaimana yang diharapkan.
Guru yang ahli penting, oleh sebab sumber
utama memang adalah guru itu sendiri.
Guru dapat menyimak semua hal yang
dianggapnya perlu utuk disajikan kepada para
siswa berdasarkan ukuran pribadianya.
Masyarakat juga merupakan sumber yang luas,
bahkan dapat dikatakan sebagai materi
belajar yang paling besar.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi pelajaran, antara lain:
a. Materi
pelajaran hendaknya sesuai dengan ataau menunjang tercapainya tujuan
instruksional
b. Materi
pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan atau perkembangan
siswa
pada umumnya.
c.
Materi pelajaran hendaknya terorganisasi secara sistematis dan
berkesinambungan.
d.
Materi pelajaran hendaknya mencakup tiga hal-hal yang bersifat faktual
maupun
konseptual .[3]
4.
Identifikasi Satuan Bahasan
a.
Penentuan satuan bahan pelajaran sebagai landasan bagi penyusunan satuan
pelajaran
Dari
beberapa satuan pelajaran yang telah dikembangkan oleh para guru tampak belum
adanya kesaman pengertian tentang dasar yang digunakan untuk menentukan bahan
untuk dijadikan landasan penulisan satuan pelajaran . Ada sementara laporan
yang menyatakan , bahwa satuan pelajaran didasarkan atas waktu.
Misalnya
ada yang menetapkan bahwa satu semester dapat dibagi dalam lima satuan waktu,
hingga disusunlah lima satuan pelajaran. Cara bekerja bahwa seperlima dari
satuan program semester bukan merupakan kebulatan.
Ada
sementara orang yang cenderung menentukan satuan pelajaran dalam satuan waktu
melainkan lebih ditentukan oleh adanya satuan pengertian atau konsep itu satuan
masalah yang kalau dipelajari oleh para siswa untuk mencapai penguasaan suatu
tuingkat pemahaman, pengetahuan atau keterampilan .
Dengan
kata lain satuan pelajaran bukannya satuan waktu melainkan lebih ditentukan
oleh adanya satuan konsep atau pengertian atau masalah yang tercermin dalam
satu atau beberapa pokok bahasan.
b.
Cara menentukan suatu satuan pelajaran
Setiap
penyusun satuan pelajaran didalam pelaksanaan Kurikulum 1975 diharapkan melakukan langkah-langkah
berikut:
1.
Mendalami pokok – pokok bahasan dalam GBPP dan peranannya dalam mencapai tujuan
– tujuan kurikulum dan instruksional umum.
2.
Mengkategorikan bahan-bahan pengajaran dalam
satuan- satuan konsep pengertian atau masalah yang dalam hal beberapa pokok bahasan bahan-bahan
pengajaran saling berkaitan satu dengan
sama lain .
3.
Menetapkan satuan – satuan konsep dan pengertian atau masalah sebagai satuan
bahasan;
4.
Menetapkan perbandingan peranan antara berbagai satuan bahasan tersebut untuk
menentukan alokasi waktu bagi setiap satuan.
Dengan
selesainya langkah terakhir ini kita telah memperoleh daftar pokok bahasan yang
telah disusun secara berurutan sekaligus menjadi program pengajaran untuk 1 (
satu ) semester.
a.
Dasar –dasar merancang kegiatan belajar mengajar
Kegiatan belajar mengajar yang
tidak diajar secara baik akan menyebabkan hambatan untuk mencapai hasil-hasil
belajar yang diharapkan. Karena itu kegiatan belajar mengajar harus dirancang
sedemikian rupa agar proses mengajar berhasil secara optimal. Itu sebabnya,
antara tujuan intruksional, materi pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar
harus memiliki derajat koherensi yang tinggi.
Adapun yang dijadikan dasar untuk
merancang kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut :
·
Berdasarkan pada tujuan intruksional yang
hendak dicapai. Didalam tujuan instrukdional telah tersirat tingkah tingkah
yang ingin dikembangkan, seperti : pengetahuan dan keterampilan, sikap dan
nilai. Tujuan-tujuan akan dapat tercapai jika siswa dan guru melakukan kegiatan
belajar mengajar secara tepat, terarah dan terancana. Urutan dan prioritas
tujuan-tujuan instruksional yang telah ditata sebelumnya ,dalam hal I inis,menjadi
pengarah untuk menentukan jenis dan
bentuk kegiatan yang perlu atau seharusnya dilakukan baik oleh siswa maupun
oleh guru
·
Berdasarkan konsep belajar CBSA (Cara Belajar
Siswa Aktif) Belajar akan berhasil jika siswa diberikan kesempatan untuk
belajar secara aktif. Keterlibtan ini menyebabkan bekerjanya proses mental dan
pisik lebih banyak.
·
Bertitik tolak dari kesiapan belajar
siswa
Kesiapan
belajar adalah kondisi dimana siswa berada dalam siap mental dan pisik untuk
melakukan kegiatan belajar . Faktor ini erat hubungannya dengan kematangan
intelektual, mental , social, emosional siswa disamping kesiapan secara
jasmaniah.
·
Mempertimbangkan sumber –sumber yang tersedia
Sumber-sumber
meliputi ketersediaan waktu,biaya, fasilitas, yang kesemuanya digolongkan
sebagai unsure penunjang untuk keberhasilan kegiatan belajar.Faktor ini tidak
dapat diabaikan peranannya dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
b.
Prosedur menentukan kegiatan belajar mengajar
Penentuan
kegiatan belajar mengajar dilaksanakan melalui langkah – langkah kerja sebagai
berikut :
·
Mengidentifikasi aspek-aspek kemampuan
yang terkandung didalam tujuan sebagai indicator hasil belajar yang diharapkan.
Aspek-aspek kemampuan meliputi pengetahuan (kognitif), keterampilan, sikap dan
nilai(afektif) , dari segi kondisi siswa, kemampuan guru, factor-faktor luar
yang mungkin berpengaruh, dan dapat dilaksanakan?
-
Apakah kegiatan belajar mengajar itu memungkinkan tercapainya tujuan
instruksional secara optimal?
-
Apakah kegiatan – kegiatan belajar
mengajar tersebut bersifat luwes, dinamis dan senantiasa dapat disesuaikan dengan
kebutuhan instruksional.
Kerangka
Pengembangan Kegiatan Belajar Mengajar
No
|
Prosedur
kerja
Tujuan Instruk
Sional
|
Aspek-
Aspek
Kemam-
puan
|
Aspek –aspek
Peri –
laku
|
Materi
Pela-
Jaran
|
Strategi
Belajar
Mengajar
|
Kegiatan
Belajar
Mengajar
|
I
|
Pengetahuan
|
|||||
II
|
Keterampilan
|
Bagan Matrik Penentuan Kegiatan Belajar Mengajar
Produk
(tingkah laku siswa yang dihasilkan ), eksploratorik(pengalaman luar sekolah).
Itu sebabnya setiap guru perlu memahami benar tentang teori belajar, pendekatan
tujuan pendidikan (misalnya tujuan pendidikan berdasarkan taksonomi bloom dan
kawan-kawan), yang dijadikan sebagai kerangka acuan untuk menentukan hasil
belajar.
·
Mengidentifikasi perilaku yang tersirat
dalam tujuan pengajaran yang hendak dicapai, yang meliputi perilaku – perilaku
yang hendak spesifik, dapat diamati dan terukur. Umumnya tercakup dalam tujuan
instruksional khusus(TIK) .
·
Mengidentifikasi materi pelajaran dengan
berpedoman pada pokok bahasan dan sub-sub pokok bahasan. Di dalam materi
terkandung aspek-aspek : pengetahuan yang terdiri dari keterampilan. Materi
pelajaran mengacu kepada buku sumber wajid, misalnya buku paket.
·
Mengidentifikasi strategi pelajaran
dengan berpedoman pada pokok bahasan dan sub-sub pokok bahasan.
·
Mengidentifikasi kegiatan belajar
mengajar, yang sesuai dengan strategi belajar mengajar yang telah dipilih.
Kegiatan – kegiatan yang dirumuskan pada hakikatnya mencakup kegiatan siswwa
dan kegiatan guru atau dirumuskan dalam kesatuan kegiatan yang mencakup kedua
jenis kegiatan . Tentu saja rumusan kegiatan hendaknya disusun berdasarkan prinsip
kelayakan , ketepatgunaan dan keberhasilan, serta keluwesan .
·
Berdasarkan prinsip – prinsip tersebut
selanjutnya perlu diadakan penilaian , sebagia berikut:
-
Apakah kegiatan belajar mengajar serasi dengan semua komponen – komponen
lainnya?
- Apakah kegiatan belajar mengajar yang diterapkan
dlam praktek kelak?
- Dan seterusnya.[4]
Dalam
matematika strategi yang digunakan yaitu
strategi penyampaian materi pembelajaran
prinsip
Termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum (law), postulat, teorema, dsb.
Langkah-langkah mengajarkan atau menyampaikan materi pembelajaran jenis “prinsip”
(a) Berikan prinsip
(b) Berikan bantuan berupa contoh penerapan prinsip
(c) Berikan soal-soal latihan
(d) Berikan umpan balik
(e) Berikan tes.
Termasuk materi pembelajaran jenis prinsip adalah dalil, rumus, hukum (law), postulat, teorema, dsb.
Langkah-langkah mengajarkan atau menyampaikan materi pembelajaran jenis “prinsip”
(a) Berikan prinsip
(b) Berikan bantuan berupa contoh penerapan prinsip
(c) Berikan soal-soal latihan
(d) Berikan umpan balik
(e) Berikan tes.
Contoh:
Strategi penyampaian materi Nilai Fungsi Trigonometri
di berbagai Kuadran Sudut.
Langkah 1 : Penyajian Materi Prinsip
Sajikan materi dengan lisan, tulisan, gambar ataupun slide presentasi. Tunjukkan nilai fungsi trigonometri di setiap kuadran melalui perbandingan dengan sudut lancip, sehingga diperoleh tanda bilangan positif atau negatif untuk setiap fungsi sinus, cosinus dan tangen di setiap kuadran.
Strategi penyampaian materi Nilai Fungsi Trigonometri
di berbagai Kuadran Sudut.
Langkah 1 : Penyajian Materi Prinsip
Sajikan materi dengan lisan, tulisan, gambar ataupun slide presentasi. Tunjukkan nilai fungsi trigonometri di setiap kuadran melalui perbandingan dengan sudut lancip, sehingga diperoleh tanda bilangan positif atau negatif untuk setiap fungsi sinus, cosinus dan tangen di setiap kuadran.
Langkah
2 : Memberi Bantuan
Berikan bantuan kepada peserta didik untuk menerapkan rumus yang diberikan. Guna menghafal tanda-tanda bilangan dari setiap nilai fungsi Trigonometri di tiap kuadran, bisa juga diberi bantuan untuk menghafal. (Ingat! Bantuan penyampaian materi secara bermakna, misalnya menggunakan cara berpikir tertentu untuk membantu menghafal. Bentuk penyampaian secara bermakna, menggunakan jembatan ingatan, jembatan keledai, atau mnemonics, asosiasi berpasangan, dsb ). Sebagai contoh, untuk menghafal tanda-tanda nilai fungsi trigonometri digunakan cara berpikir: apa, oleh siapa, dengan menggunakan bahan, alat, teknik, dan lingkungan seperti apa? Berdasar kerangka berpikir tersebut, bantuan mengingat-ingat tanda-tanda nilai fungsi trigonometri tersebut menggunakan jembatan keledai, jembatan ingatan (mnemonics) menjadi ASTAKO atau YASTAKO (semua, sinus, tangen, kosinus).
Langkah 3 : Soal-soal Review
Berikan soal-soal penerapan yang berkaitan dengan penentuan nilai fungsi Trigonometri di berbagai kuadran
Langkah 4 : Memberikan Umpan Balik
Berikan umpan balik atau informasi apakah jawaban peserta didik benar atau salah. Jika benar berikan konfirmasi, jika salah berikan koreksi atau pembetulan.
Langkah 5: Tes
Berikan tes untuk menilai apakah peserta didik benar-benar telah paham terhadap nilai fungsi Trigonometri di berbagai kuadran. Soal tes hendaknya berbeda dengan contoh kasus yang telah diberikan pada saat penyampaian fakta dan soal latihan untuk menghindari murid hanya hafal tetapi sebenarnya tidak paham.[5]
Berikan bantuan kepada peserta didik untuk menerapkan rumus yang diberikan. Guna menghafal tanda-tanda bilangan dari setiap nilai fungsi Trigonometri di tiap kuadran, bisa juga diberi bantuan untuk menghafal. (Ingat! Bantuan penyampaian materi secara bermakna, misalnya menggunakan cara berpikir tertentu untuk membantu menghafal. Bentuk penyampaian secara bermakna, menggunakan jembatan ingatan, jembatan keledai, atau mnemonics, asosiasi berpasangan, dsb ). Sebagai contoh, untuk menghafal tanda-tanda nilai fungsi trigonometri digunakan cara berpikir: apa, oleh siapa, dengan menggunakan bahan, alat, teknik, dan lingkungan seperti apa? Berdasar kerangka berpikir tersebut, bantuan mengingat-ingat tanda-tanda nilai fungsi trigonometri tersebut menggunakan jembatan keledai, jembatan ingatan (mnemonics) menjadi ASTAKO atau YASTAKO (semua, sinus, tangen, kosinus).
Langkah 3 : Soal-soal Review
Berikan soal-soal penerapan yang berkaitan dengan penentuan nilai fungsi Trigonometri di berbagai kuadran
Langkah 4 : Memberikan Umpan Balik
Berikan umpan balik atau informasi apakah jawaban peserta didik benar atau salah. Jika benar berikan konfirmasi, jika salah berikan koreksi atau pembetulan.
Langkah 5: Tes
Berikan tes untuk menilai apakah peserta didik benar-benar telah paham terhadap nilai fungsi Trigonometri di berbagai kuadran. Soal tes hendaknya berbeda dengan contoh kasus yang telah diberikan pada saat penyampaian fakta dan soal latihan untuk menghindari murid hanya hafal tetapi sebenarnya tidak paham.[5]
5.
Penyiapan Program / Bahan Pengajaran
Berbicara
tentang penyiapan program / bahan pengajaran, pertanyaan yang muncul dan perlu
memperoleh jawaban dalam bagian ini
adalah :
-
Hasil apakah yang diperoleh dari
kegiatan perencanaan pengajaran yang langkah-langkahnya telah dipelajari dalam
baba-bab terdahulu?
-
Jenis-jenis program/ bahan pengajaran
apa saja yang dapat dikembangkan dari hasil perencanaan pengajaran yang telah
dilakukan?
1. Hasil
yang dicapai dari perencanaan pengajaran
Ada
dua jenis hasil pokok yang diperoleh dari kegiatan perencanaan pengajaran yang
dilakukan :
a. Daftar
sejumlah pokok / satuan bahasan yang akan diajarkan selama satu casturwulan
beserta alokasi waktu yang telah ditetapkan untuk masing-masing pokok / satuan
bahasan .
b. Bagan
/ matriks yang berisi rencana yang lebih rinci tentang pengajaran masing-masing
pokok/ satuan bahasan , yang meliputi Tujuan Instruksional Umum , Tujuan
instruksional Khusus, alat evaluasi , materi , kegiatan belajar mengajar ,
serta media / alat dan sumbaer bahan , sebagai berikut :
Pokok
/ Satuan Bahasan : ………………………….
Alokasi
Waktu : ………………………….
TIU TIK Alat Mate Kegiatan Media/alat Sumber
Eval B-M
|
... ... ... ...
... ... ...
... ... ... ...
... ... ...
... ... ... ...
... ... ...
|
Hasil – hasil
perencanaan pengajaran tersebut di atas kita peroleh melalui satuan cara atau
prosedur tertentu yang disebut PPSI ( Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional ) yang melibatkan sejumlah langkah pokok seperti yang telah
dipelajari dalam bab-bab terdahulu.
Jika terdapat 6 pokok / satuan bahasan
pada hasil butir a, maka akan dihasilkan pula 6 bagan / matriks sebagai hasil
butir b, satu untuk setiap pokok / satuan bahasan.
Sebagaimana
telah diuraikan dalam bab-bab yang lalu, dalam bagan/ matrik tersebut trerlihat
adanya kesesuaian / keterkaitan antara unsure –unsur yang terdapat didalamnya,
dari TIU sampai dengan sumber. Hal ini penting karena berdasarkan bagan/
matriks inilah kemudian akan dikembangkan program / bahan pengajaran yang akan
dilaksanakan di kelas.
2.
Jenis – jenis Program / Bahan Pengajaran
yang dapat dikembangkan
Dari
hasil perencanaan pengajaran yang tergambar dalam bagan/ matriks, sebenarnya
dapat dikembangkan berbagai jenis program/bahan pengajaran, sesuai dengan
keperluan .
Disekolah
– sekolah (SD,SLTP,SLTA) dewasa ini, setiap guru diharuskan menyiapkan program
yang disebut satuan pelajaran (satpel) yang didalamnya terkandung rumusan TIU,
TIK , materi dan sebagainya. Di IKIP/FKIP, setiap dosen diharuskan menyiapkan
program yang disebut satuan acara perkuliahan (SAP) yang didalamnya juga
terkandung TIU, TIK , materi perkuliahan , dan sebagainya.
format
atau sistematika satpel untuk SD,SLTP ,
dan SLTA tidak persis sama demikian pula
format atau sistematika SAP berbagai IKIP/FKIP juga tidak persis sama. Hal ini
tidak menjadi soal yang penting adalah bahwa dalam Satpel atau SAP terkandung
unsure-unsur sebagai berikut:
- Tujuan
tujuan yang ingin dicapai
- Pokok-
pokok materi yang akan disajikan
- Kegiatan
– kegiantan belajar mengajar yang akan dilaksanakan
- Media/
alat pengajaran yang akan digunakan .
- Sumber
bahan yang dijadikan acuan/rujuan
- Cara
evaluasi yang akan ditempuh
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahawa Satpel dan SAP adalah merupakan jenis
program pengajaran yang dapat dikembangkan dari hasil kegiatan perencanaan
pengajaran yang telah ditempuh dengan menggunakan langkah-langkah pokok dalam
PPSI
Disamping
Satpel dan SAP, masih banyak lagi jenis-jenis program/bahan pengajaran yang
dapat dikembangkan dari hasil perencanan yang tergambar dalam bagan / matriks
pada bagian terdahulu, orang dapat menyusun buku pelajaran atau modul, yang
format atau sistematikanya tentu saja berbeda dari yang berlaku dalam Satpel
atau SAP.
6. Pelaksanaan Program Pengajaran
Ada
empat langkah pokok yang dilakukan dalam keseluruhan proses program pengajaran
evaluasi awal, pelaksanaan pengajaran
evaluasi akhir dan tindak lanjut.
1. Evaluasi
Awal
Langkah
pertama yang biasa dilakukan dalam melaksanakan suatu program pengajaran ialah
mengadakan evaluasi awal.
Evaluasai
awal atau pretest dilakukan sebelum pembelajarean diberikan . Tujuan atau
fungsinya ialah untu mengetahui kemampuan awal siswa mengenai pelajaran yang
bersangkutan. Dengan mengetahui kemampuan awal siswa ini , guru akan dapat
menentukan cara penyampaian yang akan ditempuhnya nanti. Untuk bahan –bahan
yang telah dikuasai siswa , misalnya, guru tidak akan memberikan penjelasan
yang banyak lagi. Disamping itu, dengan adanya evaluasi awal, guru akan dapat
melihat hasil yang betul – betul dicapai melalui program yang dilaksanakannya,
setelah membandingkannya dengan hasil evaluasi akhit.
Soal
–soal tes yang digunakan untuk evaluasi awal adalah yang telah dikembangkan
oleh guru pada waktu merencanakan pengajaran
2. Pelaksanaan Pengajaran
Selama
langkah ini berlangsung, kegiatan evaluasi dilakukan oleh guru antarea lain
dalam bentuk kuis, tugas-tugas , observasi,dan bertanya langsung kepada siswa
tentang pelajaran yang sedang disjajikan , apakah cukup jelas, dan sebagainya.
Dari kegiatan evaluasi ini ,guru dapat mengetahui bagian – bagian mana dari
materi yang belum begitu dipahami oleh siswa , dan bagian – bagian mana dari kegiatan
belajar – mengajar yang tampaknya kurang efektif atau sulit dilaksankan dengan
baik .
Atas
dasar evaluasi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung , guru dapat
melakukan perbaikan / penyesuaian , antara lain menjelaskan kembali bahan-bahan
yang belum sepenuhnya dipahami siswa ,dengan cara yang berbeda .
3. Evaluasi
Akhir
Fungsinya
ialah untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan yang dicapai siswa pada akhir
pengajaran. Jika hasil evaluasi akhir kita bandingkan dengan evaluasi awal,
akan dapat diketahui seberapa jauh efek atau pengaruh dari pengajaran yang
telah kita berikan.[6]
BAB
III
PENUTUP
Keberhasilan pembelajaran secara
keseluruhan sangat tergantung pada keberhasilan guru merancang materi
pembelajaran. Materi Pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tak
terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa
yang akan dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran
Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy).
1. Relevansi artinya kesesuaian. Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan
pencapaian
standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar.
2. Konsistensi
artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta
didik
ada empat macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi
empat
macam.
3. Adequacy
artinya kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu
peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.
Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu di identifikasi aspek-aspek keutuhan kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai peserta didik.
Aspek
tersebut perlu ditentukan, karena setiap standar kompetensi dan
kompetensi Dasar memerlukan jenis
materi yang berbeda-beda dalam kegiatan
pembelajaran. Harus ditentukan apakah standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang
harus dikuasai peserta didik termasuk
ranah kognitif, psikomotor ataukah afektif.
DAFTAR
PUSTAKA
Drs.Harjanto . 1997. Perencanaan
Pengajaran.Jakarta : PT.Rineka Cipta
R.Ibrahim dan Nana Syaodith S.1996. Perencanaan
Pengajaran .Jakarta : Rineka Cipta
[1]
Drs.Harjanto . 1997. Perencanaan Pengajaran.Hal 220-221
[2]
http://www.subri-msi.net/berita-198-perencanaan-bahanbahan-pengajaran.html
[3]
http://firdaus-rahmatullah.blogspot.com/2010/07/perencanaan-bahan-bahan-pengajaran.html#!/2010/07/perencanaan-bahan-bahan-pengajaran.html
[4] Drs.Harjanto . 1997. Perencanaan Pengajaran.Hal
223-226
[5]
http://www.subri-msi.net/berita-198-perencanaan-bahanbahan-pengajaran.html
[6]
R.Ibrahim dan Nana Syaodith S.1996. Perencanaan Pengajaran .Hal.126-131
Tidak ada komentar:
Posting Komentar