Sabtu, 19 Januari 2013

Proposal Melda yanti 2410.072


Penerapan Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual , dan Intelektual ) dan Penilaian Portofolio terhadap Hasil Belajar Matematika siswa Kelas X SMAN 1 Banuhampu Sungai Puar Kabupaten Agam
Tahun Pelajaran 2012/2013

Proposal
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu tugas semester pada mata kuliah metodologi penelitian pembelajaran pendidikan matematika



Oleh :
MELDA YANTI
2410.072

JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN )
SJECH M.DJMIL DJAMBEK BUKITTINGGI
2012/2013




KATA PENGANTAR
            
            Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Penerapan Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual , dan Intelektual ) dan Penilaian Portofolio terhadap Hasil Belajar Matematika siswa Kelas X SMAN 1 Banuhampu Sungai Puar Kabupaten Agam”. Penulisan proposal ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika pada jurusan pendidikan matematika STAIN Bukittinggi.
Dalam penulisan proposal ini, penulis tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Bapak IMAMUDDIN,Mpd yang telah membimbing penulis selama penulisan proposal ini.
2.  Rekan-rekan sesama mahasiswa, khususnya Jurusan Pendidikan Matematika STAIN Bukittinggi dan semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil dalam menyelesaikan  proposal ini.
Semoga bimbingan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal kebaikan dan mendapat pahala dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa proposal ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan proposal ini. Akhirnya penulis berharap semoga proposal ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Bukittinggi,   Februari 2012


 Penulis


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................i
DAFTAR ISI.......................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah ..........................1
B.     Identifikasi Masalah.................................10
C.     Pembatasan Masa...................................11
D.    Rumusan Masalah....................................11
E.     Asumsi.....................................................11
F.      Tujuan Penelitian......................................12
G.    Manfaat Penelitian....................................12
H.    Definisi Operasional..................................13
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A.    Kajian Teori..............................................14
1.      Pembelajaran .....................................14
2.      Pendekatan SAVI…............................15
3.      Penilaian Portofolio..............................21
4.      Aktivitas Belajar...................................25
5.      Lembaran Kerja Siswa.........................28
6.      Kuis......................................................28
7.      Pekerjaan Rumah..................................29
8.      Pengelompokkan Siswa.........................29
9.      Hasil Belajar..........................................31
B.     Kerangka Konseptual..................................33
C.     Hipotesis Penelitian......................................34
BAB  III METODOLOGI PENELITIAN
A.    Jenis Penelitian..............................................36
B.     Populasi dan Sampel.....................................37
C.     Variabel dan Data.........................................42
D.    Prosedur Penelitian........................................43
E.     Instrumen Penelitian.......................................50
F.      Teknik Analisis Data......................................57
DAFTAR KEPUSTAKAAN..........................................




 BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang harus diajarkan di setiap jenjang pendidikan, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai ke jenjang pendidikan tinggi. Selain itu, matematika memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu sebagai alat bantu, pembentuk pola pikir, dan pembentuk sikap. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin tinggi membutuhkan manusia yang terampil dalam matematika, sehingga dengan mengajarkan matematika disetiap jenjang pendidikan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi bangsa di masa depan.
Melihat besarnya peranan matematika dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan matematika agar tercipta manusia yang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam bidang matematika. Diantara usaha tersebut adalah dengan peningkatan kualitas guru matematika, menambah sarana dan prasarana pendidikan, dan melakukan penyempurnaan kurikulum. Namun, usaha yang telah dilakukan tersebut masih belum memberikan hasil yang memuaskan. Ini dapat dilihat dari kenyataan di dunia pendidikan saat ini.



Selama kegiatan pembelajaran berlangsung hanya beberapa orang siswa yang benar-benar memperhatikan dan menyimak pelajaran, sedangkan siswa yang lainnya ada yang mengerjakan tugas untuk mata pelajaran selain
matematika, menggambar-gambar pada bukunya, berbicara dengan teman sebangkunya, dan bahkan mengganggu teman yang lain. Ketika guru menanyakan apakah ada diantara siswa yang tidak mengerti atau ada yang ingin ditanyakan mengenai materi yang telah dibahas, siswa hanya diam saja. Di samping itu ketika siswa mengerjakan latihan, jika guru memberikan soal yang berbeda dalam latihan dengan contoh soal yang telah diberikan maka siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakannya. Itupun hanya beberapa orang siswa yang mengerjakan latihan tersebut, selebihnya mereka hanya menunggu jawaban dari temannya yang lebih dahulu menyelesaikannya dan kemudian menyalin jawaban latihan tersebut. Kondisi ini sangat berdampak pada hasil belajar matematika siswa yang kurang memuaskan.
Selama proses pembelajaran berlangsung guru telah mencoba menyajikan materi pembelajaran seefektif mungkin untuk menarik perhatian siswa dan memudahkan siswa memahami konsep materi pelajaran yaitu dengan cara menerangkan inti dari materi pelajaran matematika yang dibahas, kemudian diberi contoh-contoh soal yang bervariasi dan selanjutnya siswa dibimbing mengerjakan latihan. Siswa yang cepat menyelesaikan latihan, buku latihannya diberi nilai. Namun tingkat kemampuan berbeda yang dimiliki setiap siswa, seringkali membuat mereka harus menempuh cara berbeda untuk memahami sebuah informasi atau materi pelajaran yang sama. Ada sebagian siswa yang mudah memahami sebuah informasi ketika gurunya mengajar dengan cara berjalan mencari informasi pada teman atau bertanya langsung pada guru dari pada duduk diam dibangku memperhatikan guru menerangkan dan menulis di papan tulis. Ada juga siswa yang mudah memahami sebuah informasi ketika gurunya mengajar dengan cara guru menuliskan materi pelajaran di papan tulis, sehingga mereka bisa membacanya dan kemudian mencoba untuk memahaminya. Sebagian siswa lain untuk memahami sebuah informasi lebih suka ketika gurunya menjelaskan secara lisan, dan mereka mendengarkan untuk bisa memahaminya. Di samping itu, ada juga siswa yang lebih suka memecahkan masalah dengan cara mendiskusikannya dalam kelompok kecil atau secara mandiri. Apapun cara yang disukai masing-masing siswa ketika belajar, tergantung bagaimana cara guru untuk mendukung perbedaan cara belajar yang dimiliki oleh setiap siswa tersebut dalam proses pembelajaran, sehingga siswa merasa senang dan mudah memahami pelajaran. Salah satu cara guru mendukung perbedaan cara belajar yang dimiliki oleh setiap siswa tersebut adalah dengan menerapkan suatu metode pembelajaran yaitu metode SAVI.
Pendekatan SAVI dikemukakan oleh Dave Meier ,Meier menyebutkan bahwa: Konsep guru mengenai manusia yang diajarinya (siswa) menentukan sekali terhadap kegiatan belajar yang direncanakan dan dikelolanya dengan melibatkan siswa aktif secara fisik, indrawi, maupun intelektual dalam pembelajaran akan menjadikan proses pembelajaran lebih bermakna. Unsur-unsur metode SAVI mudah diingat, yaitu somatis (belajar dengan bergerak dan berbuat), auditori (belajar dengan berbicara dan mendengar), visual (belajar dengan mengamati dan menggambarkan) dan intelektual (belajar dengan memecahkan masalah dan merenung). Belajar bisa optimal bila keempat unsur SAVI ada dalam suatu peristiwa pembelajaran. Siswa dapat meningkatkan kemampuan mereka memecahkan masalah (intelektual) jika mereka secara simultan menggerakkan sesuatu (somatis) untuk menghasilkan suatu pajangan tiga dimensi, piktogram, grafik bahasa penuh gambar, cerita yang hidup dan lain-lain (visual) sambil membicarakan apa yang sedang mereka kerjakan (auditori). Menggabungkan keempat unsur SAVI sebagai modalitas belajar dalam suatu peristiwa pembelajaran adalah inti pembelajaran multi indrawi.[1]
Kurikulum Pendidikan sekarang yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tapi pelaksanaan KTSP tersebut belum sepenuhnya. Itu terlihat dari cara guru merencanakan dan merancang sistem penilaian yang masih berdasarkan tes akhir atau paper and pencil test yang dinilai masih belum mampu mengukur perkembangan kemampuan siswa sebenarnya.  Penilaian yang mampu mengukur penerapan pengetahuan di dalam berbagai konsep otentik disebut penilaian otentik (authentic assesment) dan salah satu penilaian otentik yang bisa menggambarkan dan merefleksikan kemampuan belajar siswa secara keseluruhan adalah penilaian portofolio terhadap hasil belajar siswa
Portofolio merupakan penilaian terhadap sekumpulan karya siswa yang digunakan oleh guru dan siswa untuk memantau, mengukur dan mendapatkan informasi tentang perkembangan atau kemajuan belajar siswa/perkembangan pengetahuan, keterampilan, sikap dan aktivitas siswa dalam belajar. Dalam portofolio pekerjaan siswa dikumpulkan secara sistematis, yang dimasukkan ke dalam portofolio berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), Pekerjaan Rumah (PR), dan kuis.
Hasil Belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan,pemahaman,sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Penelitian relevan yang mendasari munculnya penelitian ini adalah penelitian Roswita (2007). Jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran yaitu bekerja, bertanya, menjawab,mendengar, memperhatikan, menggambar, menulis hasil diskusi, membuat PR dan latihan serta membuat kesimpulan dan hasil belajar siswa kelas VIII4 SMPN 31 Padang dari 28% pada siklus I menjadi 61% pada siklus II. Bertolak dari latar belakang masalah di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul : ” Penerapan Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual) dan Penilaian Portofolio terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Di Kelas X SMAN 1 Banuhampu Sungai Puar Tahun Pelajaran 2012/2013”
B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasi permasalahan dalam proses pembelajaran matematika di sekolah sebagai berikut:
1.      Pembelajaran matematika masih terpusat pada guru
2.      Aktivitas belajar matematika siswa masih rendah
3.      Hasil belajar matematika belum memuaskan
4.      Penilaian hasil belajar matematika masih berupa tes saja atau masih berdasarkan tes akhir
C.    Pembatasan Masalah
                  Berdasarkan  identifikasi masalah bahwa hasil belajar siswa yang perlu ditingkatkan,penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut :
1.    Penelitian akan dilaksanakan pada siswa  Kelas X SMAN 1 Banuhampu Sungai Puar Kab. Agam  dengan standar kompetensi segi empat. Pendekatan  yang digunakan adalah pendekatan SAVI dan penilaian  portofolio terhadap hasil belajar siswa.
2.      Hasil belajar siswa diambil dari nilai LKS, Kuis , PR dan tes akhir belajar
D.    Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah.maka  rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan SAVI dan penilaian portofolio lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan pembelajaran biasa?
E.     Asumsi
Asumsi dari penelitian ini adalah:
1.    Setiap siswa memiliki waktu dan kesempatan yang sama dalam mengikuti pembelajaran matematika di dalam kelas
2. Setiap siswa memiliki cara dan gaya belajar serta kemampuan yang berbeda-beda dalam mengkonstruksi pengetahuan
3.    Guru mampu menerapkan pendekatan SAVI dan penilaian portofolio dalam pembelajaran matematika di kelas
4.      Hasil belajar matematika siswa sesuai dengan kemampuan siswa dalam belajar matematika
F.     Tujuan Penelitian
           Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran pendekatan SAVI dan penilaian portofolio dengan pembelajaran yang pendekatan pembelajaran biasa pada siswa kelas X SMAN1 Banuhampu Sungai Puar Kab. Agam Tahun Pelajaran 2012/2013. 
     G.  Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :
1.      Sekolah, sebagai bahan masukkan bagi SMPN 1 Banuhampu untuk menggunakan pendekatan SAVI dan penilaian portofolio dalam pembelajaran matematika.
Guru, sebagai bahan masukkan untuk bidang studi matematika dan lainnya bahwa menggunakan pembelajaran pendekatan SAVI dan penilaian portofolio dapat dijadikan salah satu pendekatan pembelajaran disekolah.
2.      Siswa, untuk meningkatkan dan aktivitas belajar siswa.
3.      Penulis sendiri, untuk memenuhi salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika di STAIN Bukittinggi.
    H.    Definisi Operasional
a.       Pendekatan SAVI merupakan suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (intelektual) jika mereka secara simultan menggerakkan sesuatu (somatis) untuk menghasilkan suatu pajangan tiga dimensi, piktogram, grafik bahasa penuh gambar, cerita yang hidup dan lain-lain (visual) sambil membicarakan apa yang sedang mereka kerjakan (auditori). Menggabungkan keempat unsur SAVI sebagai modalitas belajar dalam suatu peristiwa pembelajaran adalah inti pembelajaran multi indrawi.
b.      Penilaian portofolio merupakan penilaian terhadap sekumpulan karya siswa yang di gunakan oleh guru dan siswa untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam belajar. Pekerjaan yang di kumpulkan berupa PR , LKS, dan Kuis. Penilaian tugas ini tidak hanya berupa angka saja tetapi di lengkapi dengan komentar dari guru.
c.       Hasil Belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan,pemahaman,sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari yang sebelumnya.



BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A.    Kajian Teori
1.         Pembelajaran
Proses pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi antara guru dengan siswa, sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang lebih baik. Perubahan tingkah laku itu adalah perubahan yang bersifat pengetahuan, keterampilan, maupun yang menyangkut nilai sikap. Slameto mengemukakan bahwa: “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”[2]. Dapat dikatakan belajar menghasilkan perubahan, misalnya setelah belajar matematika siswa mampu mendemontrasikan pengetahuan, dan keterampilan matematikanya, sebelumnya tidak dapat melakukannya.
Proses pembelajaran merupakan kegiatan antara guru dan siswa  yang saling terkait, dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Melvin.L.Silberman mengatakan bahwa: “Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu”.[3]
Proses pembelajaran merupakan pembinaan yang dilakukan terhadap siswa, agar siswa dapat mengerti bagaimana yang disebut belajar dalam matematika. Nikson dalam Mulyardi (2003:3) mengemukakan bahwa: “Pembelajaran matematika adalah upaya untuk membantu siswa mengkonstruksikan konsep-konsep, atau prinsip-prinsip matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses internalisasi, sehingga prinsip atau konsep itu terbangun kembali”.
Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi, dalam mengaitkan simbol-simbol dan mengaplikasikan konsep-konsep, yang ada ke dalam situasi nyata. Untuk itu guru harus menumbuhkan minat dan keaktifan siswa, dalam pembelajaran matematika. Salah satu yang dapat dilakukan guru yaitu, menggunakan metode dan strategi mengajar yang tepat, agar tercipta kegiatan mental yang tinggi, meliputi proses aktif dari dalam diri siswa yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan baru, dalam penyelesaian masalah matematika.
2.          Pendekatan SAVI
Belajar matematika memerlukan kegiatan awal yang cukup tinggi. Proses mental akan meningkat jika didorong oleh kegiatan fisik atau tubuh. Mengabaikan gerakan tubuh berarti menghalangi pikiran untuk berfungsi secara optimal. Jadi, dengan melibatkan aktivitas tubuh dalam belajar dapat membangkitkan kecerdasan siswa sepenuhnya. Belajar berdasarkan aktivitas berarti bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan memanfaatkan indera sebanyak mungkin dan membuat seluruh tubuh/pikiran terlibat dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran tidak otomatis meningkat dengan menyuruh siswa berdiri dan bergerak saja. Akan tetapi menggabungkan gerak fisik dengan aktifitas intelektual dan penggunaan semua indra dapat berpengaruh besar pada pembelajaran khususnya pembelajaran matematika. Kegiatan pembelajaran seperti ini dapat dilihat pada pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI dalam proses pembelajarannya. Itu akan tercipta bila memperhatikan unsur-unsur di bawah ini, yaitu:
Somatis         : belajar dengan bergerak dan berbuat
Auditori        : belajar dengan berbicara dan mendengar
Visual            : belajar dengan mengamati dan menggambar
Intelektual     :belajar dengan memecahkan masalah dan merenung[4]
Para ahli  mengungkapkan bahwa otak manusia menyenangi 7 hal yaitu otak manusia menyenangi aktivitas yang melibatkan semua indera, melibatkan perasaan, sering mengulang-ulang aktivitas yang dilakukan, otak menyenangi apa yang diawal dan diakhir, hal yang berkaitan dengan pertahanan diri, otak menyenangi sesuatu yang menonjol (beda dari yang lainnya) dan intents ( sesuatu yang sangat mendalam).
Dari uraian diatas, dapat dijelaskan bahwa otak manusia sangat menyukai aktivitas dan kegiatan yang melibatkan semua indera dan seluruh tubuh/pikiran dalam melakukan aktivitas pembelajaran. Apalagi dalam pembelajaran matematika, konsep/materinya bersifat abstrak dan memang tak bisa dipungkiri bahwa memang sulit memahaminya. Oleh sebab itu, dengan adanya pendekatan SAVI ini siswa akan menjadi lebih mudah menerima dan mengkonstruksi konsep-konsep abstrak matematika kebahasanya sendiri, bahasa yang mudah mereka mengerti bersama teman sebayanya sehingga mereka menjadi lebih termotivasi belajar. Hal itu tidak lepas dari peran guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Menurut Meier dalam bukunya The Accelerated Learnig Handbook
a.       Somatis (S)
 “Somatis dalam bahasa yunani berarti tubuh, somatis adalah belajar dengan bergerak dan berbuat. Jadi, belajar somatis berarti belajar dengan indera peraba, kinestetis, praktis melibatkan fisik dengan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar”.
Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa somatis, guru harus membuat siswa bangkit dari tempat duduk dan aktif secara fisik dari waktu ke waktu. Guru dapat mengajak siswa membuat alat peraga, menyuruh siswa memperagakan konsep pelajaran di depan kelas atau guru membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk pembelajaran aktif.
b.      Auditori (A)
Belajar auditori adalah belajar dengan berbicara dan mendengar. Belajar auditori merupakan cara belajar yang standar bagi semua orang sejak awal sejarah. Pada pembelajaran ini siswa belajar dari suara, dialog, menceritakan kepada orang lain sebuah pengalaman, belajar dan berbicara dengan diri sendiri, mengingat bunyi dan irama, mendengarkan kaset dan dari mengulang apa yang dibaca dalam hati.
 “Untuk merancang pembelajaran yang menarik pada belajar auditori carilah cara untuk mengajak mereka membicarakan apa yang sedang mereka bicarakan, pelajari, baca keras-keras dan ajak berbicara saat mereka memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkan informasi, menguasai keterampilan dan lain-lain”.
c.       Visual (V)
 “Belajar visual yaitu dengan mengamati dan menggambarkan. Pembelajaran dapat berhasil dengan baik jika proses pembelajaran dibawa kedalam kehidupan sehari-hari siswa”. Selain itu guru bisa menciptakan peta gagasan, diagram dan citra mereka sendiri dari hal-hal yang mereka pelajari. Misalkan menciptakan piktogram sebesar lukisan dinding dari pekerjaan rumah. Cara lainnya dengan meminta mereka mengamati situasi dunia nyata kemudian memikirkan dan membicarakannya, menggambarkan prinsip atau makna yang dicontohkannya. Jadi, siswa dapat memvisualisasikan dan mengaitkan konsep-konsep yang dipelajari dengan kehidupan nyata. Hal ini dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar.
d.      Intelektual (I)
Intelektual menunjukkan apa yang dilakukan pembelajar dalam pikiran ketika mereka menggambarkan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman. “Intelektual merupakan bagian dari diri yang merenung, mencipta, memecahkan masalah dan membangun makna. Itulah sarana yang digunakan pikiran untuk mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, pemahaman dan kearifan”. Aspek intelektual dalam belajar akan terlatih jika guru bisa membawa siswa terlibat dalam aktivitas seperti memecahkan masalah, menganalisis, pengalaman, mencari dan menyaring informasi, merumuskan pertanyaan, dan menciptkan makna pribadi. [5]
Contoh aktivitas yang akan diamati yang sesuai dengan materi pelajaran dan menggunakan pendekatan SAVI adalah:
a) Aktivasi somatis
a)      Ikut bekerja sama dalam diskusi kelompok
b)   Memperagakan,memepresentasikan suatu proses, sistem,atau seperangkat konsep di depan guru atau peserta diskusi.     
b)  Aktivitas auditori   
a)      Membaca materi dalam LKS dan mendengarkan teman dalam membaca LKS
b)    Bertanya,memberi tanggapan,pendapat atau saran pada saat diskusi pada teman atau guru
c)      Menanggapi tanggapan,saran dan menjawab pertanyaan guru atau siswa
c)Aktvitas visual
a)      Memperhatikan penjelasan yang di berikan guru
b)    Memperhatikan teman yang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
d)     Aktivitas intelektual
a)      Mengerjakan latihan LKS
b)      Mengerjakan Kuis
c)      Membuat kesimpulan
Selanjutnya Meier dalam bukunya The Accelerated Learning Handbook menyatakan bahwa:
Belajar bisa optimal jika keempat unsur PendekatanSAVI  tersebut ada dalam suatu peristiwa pembelajaran. Pembelajar dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah (intelektual), jika mereka secara simultan menggerakan sesuatu (seluruh pikiran/indera) dalam proses pembelajaran (somatis) untuk menghasilkan piktogram atau pajangan tiga dimensi (visual) sambil membicarakan apa yang sedang mereka kerjakan (auditori). Menggabungkan keempat modalitas belajar tersebut dalam suatu peristiwa pembelajaran adalah inti dari pembelajaran yang diinginkan sekarang (multi indrawi).[6]

Berdasarkan uraian diatas terlihat bahwa untuk menciptakan suatu proses pembelajaran yang membuat siswa aktif dalam belajar adalah pembelajaran yang banyak melibatkan organ tubuh siswa dalam belajar, pembelajaran yang tidak memisahkan tubuh dan pikiran dalam belajar seperti yang banyak dilakukan dalam proses pembelajaran selama ini. Dengan pendekatan SAVI guru dapat mendukung gaya belajar siswa yang beranekaragam dalam belajar.

3.         Penilaian Portofolio
a.        Pengertian Penilaian Portofolio
Beberapa pendapat para ahli tentang maksud dari portofolio diantaranya adalah menurut Paulson yang dikutip Rusoni (2001) mendefenisikan “portofolio sebagai kumpulan pekerjaan siswa yang menunjukkan usaha perkembangan dan kecakapan mereka dalam satu bidang atau lebih”.
Sejalan dengan pendapat di atas, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menyatakan bahwa: “portofolio adalah kumpulan hasil karya seorang siswa, sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum”.[7]
Berdasarkan tiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa portofolio matematika merupakan kumpulan hasil karya matematika yang terpilih dari siswa yang sengaja dikumpulkan dalam jangka waktu tertentu untuk  melihat perkembangan belajar matematika siswa. Dengan adanya penilaian portofolio  ini, guru dapat melihat sejauh mana perkembangan belajar atau pemahaman siswa terhadap mata pelajaran yang diajarinya sehingga guru dapat merefleksi diri dan memperbaiki cara mengajar dan bagi siswa  mereka dapat merefleksi diri mereka juga. Jadi, setiap bagian dalam portofolio itu telah disusun sesuai waktu sehingga menggambarkan rentetan kemajuan siswa, bagian yang telah dipilih diharapkan dapat membantu menunjukkan perkembangan belajar siswa.
Dalam penelitian ini karya siswa yang akan dimasukkan kedalam portofolio siswa antara lain: LKS, PR, dan Kuis. Karya tesebut dipilih karena selama proses pembelajaran itulah karya yang dihasilkan siswa yang dapat menggambarkan perkembangan belajar siswa.
b.        Kegunaan Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio dapat juga digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya seperti dikemukakan oleh Gronlund yang dikutip oleh Rusoni berikut ini:
1)      Kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas
2)   Penekanan pada hasil pekerjaan terbaik siswa memberikan pengaruh positif dalam belajar.
3)   Membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu memberikan motivasi yang lebih besar dari pada membandingkan dengan milik orang lain
4)   Keterampilan asesmen sendiri dikembangkan mengarah pada seleksi contoh pekerjaan dan menentukan pilihan terbaik
5)  Memberikan kesempatan siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu (misalnya siswa menulis sesuai dengan tingkat level mereka tetapi sama-sama menuju tujuan umum)
6)      Dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa bagi siswa itu sendiri, orang tua, dan lainnya.[8]

Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa portofolio memiliki banyak keuntungan yang intinya dengan adanya portofolio penilaian terhadap karya siswa maka guru dapat melihat perkembangan belajar siswa secara nyata dan melakukan perbaikan terhadap cara mengajar dan begitu juga dengan siswa, mereka dapat melihat apa yang mereka peroleh selama proses pembelajaran, kelemahan dan kelebihan mereka dalam suatu pelajaran serta mereka bisa menilai sendiri hasil belajar mereka. Dengan portofolio, penilaian terhadap hasil belajar siswa dan guru lebih terbuka dan jelas.
c.         Bagian-Bagian Portofolio
     Bagian-bagian portofolio menurut Depdiknas :
1.      Halaman sampul (berisi: Nama, nomor induk, kelas,   dan nama sekolah)
2.     Halaman daftar isi (berisi: kata pengantar dan tugas yang telah dikerjakan / yang akan dimasukkan ke dalam map)
3.  Halaman kata pengantar (berisi: sikap siswa (penulis) terhadap pelajaran matematika, sikap siswa (penulis) terhadap tugas-tugas untuk pelajaran matematika, manfaat yang dirasakan oleh siswa (penulis) dari pelaksanaan tugas-tugas itu, alasan pemilihan karya tulis pilihan sebagai pelaksanaan tugas pilihan)
4.   Halaman isi (berisi tugas yang diberikan guru, halaman pertama ada nomor tugas, judul uraian, nama siswa, dan tanggal. Halaman selanjutnya berisi judul, tugas dari guru, dan uraian hasil kerja siswa).  Di antara tugas sebaiknya diberi batasan dokumen agar kelompok dokumen mudah diorganisir, maka diberi pembatas, misalnya diberi kertas berwarna.
5.     Lembar penilaian (diisi oleh guru)/Catatan guru dan catatan orang tua. Lembar Penilaian ini berisi nilai dan komentar (alasan atau pertimbangan guru), mengapa guru memberikan nilai sekian[9]


Contoh format penilaian portofolio dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Contoh Format Penilaian Portofolio
Kompetensi dasar:


Nama         :
Tanggal      :
Indikator:

1.       
2.       
3.       
4.       
5.       
PENILAIAN
Kurang
Cukup
Baik
Baik Sekali




















Dicapai melalui:
·         Pertolongan guru
·         Seluruh kelas
·         Kelompok
·         Sendiri

Komentar dari guru:


Komentar dari orang tua:


Sumber: Surapranata (2004: 147)

4.         Aktivitas Belajar
Dalam proses pembelajaran aktivitas sangat diperlukan. Karena pembelajaran tidak akan terjadi tanpa adanya aktivitas yang dilakukan seseorang. Aktivitas akan merefleksikan keinginan seseorang menjadi suatu tindakan atau kegiatan.
Sardiman mengatakan bahwa “Dalam belajar sangat memerlukan kegiatan berpikir dan berbuat. Untuk itu, seseorang yang telah memiliki motivasi dalam dirinya untuk belajar tidak akan berhasil apabila tidak diiringi dengan tindakan yang jelas dan menunjang kegiatan pembelajaran tersebut”. Dengan bekerja atau berbuat seseorang akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya serta mengembangkan keterampilan sehingga menjadi bermakna.
Jenis-jenis aktivitas dalam belajar menurut Paul D. Diedrich dalam A.M Sardiman adalah:
a.       Visual activities seperti membaca,memperhatikan:  demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya
b.      Oral activities seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interviu, diskusi, interupsi, dan sebagainya.
c.       Listening activities seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato, dan sebagainya.
d.      Writing activities seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket, menyalin dan sebagainya.
e.       Drawing activies seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola dan sebagainya.
f.       Motor activities seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.
g.      Mental activities seperti mananggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisi, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.
h.      Emotional activities seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup dan sebagainya.[10]

Pada penelitian ini, aktivitas yang akan diamati sesuai dengan pendekatan SAVI dan aktivitas menurut Paul D. Diedrich adalah seperti yang dituliskan pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Aktivitas yang akan Diamati yang sesuai dengan Pendekatan SAVI
Jenis Aktivitas dalam PBM dengan Pendekatan SAVI dan menurut Paul B. Diedrich
Indikator
1
2
SOMATIS
Motor Activities



·         Ikut bekerja sama dalam diskusi kelompok
·         Memperagakan,mempresentasikan suatu proses, sistem, atau seperangkat konsep di depan guru atau peserta diskusi
AUDITORI
Oral activities

·         Membaca materi dalam LKS dan mendengarkan teman membaca LKS
·         Bertanya, memberi tanggapan, pendapat atau saran pada saat diskusi pada teman atau kepada 
Guru

1
2

·         Menanggapai tanggapan, saran, dan menjawab pertanyaan guru/siswa lain
VISUAL
Visual activities



·         Siswa memperhatikan penjelasan yang diberikan guru
·         Siswa memperhatikan teman yang mempresentasikan hasil diskusi
INTELEKTUAL
Mental activities

·         Mengerjakan latihan LKS
·         Mengerjakan kuis
·         Membuat kesimpulan

5.         Lembar Kerja Siswa (LKS)
Menurut Elida Prayitno : “LKS adalah suatu sarana untuk menyampaikan konsep kepada siswa baik secara individual maupun kelompok kecil yang berisi petunjuk untuk melakukan berbagai kegiatan”. LKS dapat digunakan untuk penanaman konsep. Ada beberapa hal yang harus termuat dalam LKS yaitu:
a.     Petunjuk siswa mengenai topik yang dibahas, pengarahan umum dan waktu yang tesedia untuk mengajarkannya.
b.  Tujuan pelajaran yang diharapkan diperoleh oleh siswa setelah mereka belajar dengan LKS tersebut.
c.       Alat-alat pelajaran yang digunakan.
d.   Petunjuk-petunjuk khusus tentang langkah-langkah kegiatan yang ditempuh oleh siswa dan diberikan secara teperinci dan diselingi dengan pelaksanaan kegiatan.[11]

6.         Kuis
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru dapat memberikan tes kemampuan waktunya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Menurut Elida Prayitno “kuis adalah tes yang membutuhkan waktu singkat berkisar 10 sampai 15 menit “[12]. Kuis dilakukan sebelum pelajaran dimulai untuk mengetahui pemahaman siswa dengan pelajaran yang telah lalu atau setelah selesai pembelajaran untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap  materi yang telah dipelajari.
Dalam penelitian ini kuis dilakukan setelah selesai pembelajaran dan membutuhkan waktu 10 sampai 15 menit terakhir. Hal ini dilakukan agar siswa serius dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa dan benar-benar menguasai konsep. Kuis juga berguna bagi guru untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.
7.         Pekerjaan Rumah (PR)
Pekerjaan rumah merupakan suatu kegiatan yang menggunakan metode penugasan. Menurut Nasution ada beberapa macam pekerjaan rumah:
a.     Pekerjaan rumah sebagai sarana belajar mandiri,misalnya mempelajari bahan dari buku tertentu, menerjemahkan bahasa asing, membaca dan mengahapal sejenak
b.    Pekerjaan rumah sebagai sarana latihan misalnya menyelesaiakan soal matematika atau fisika yang sudah dipelajari aturan-aturan dan prinsip-prinsipnya
c.     Siswa ditugaskan mengumpulkan sejumlah bahan yang berhubungan dengan suatu masalah untuk menyusun suatu laporan, membuat percobaan atau demonstrasi[13]

8.         Pengelompokkan Siswa
Pada pembelajaran dengan pendekatan SAVI dalam penelitian ini, cara yang belajar yang digunakan adalah berkelompok. Karena dengan diajar secara berkelompok siswa lebih bebas mengekspresikan diri dan mengkonstruksi pengetahuannya serta cakrawala pemikirannya lebih terbuka dalam belajar. Sebagaimana yang kita ketahui, pada usia ini mereka sangat menjunjung tinggi persahabatan. Dengan membawa kondisi tersebut kedalam kondisi belajar tentunya akan membuat proses belajar mengajar menjadi lebih berwarna dan mereka bisa saling berbagi dan melengkapi kekurangan atau kelebihan masing-masing dalam hal belajar. Dengan bimbingan guru, proses pembelajaran yang berlangsung akan menjadi lebih bermakna.
Sistem pengelompokkan yang dipakai dalam penelitian ini adalah sistem heterogenitas berdasarkan kemampuan akademis.Kelompok heterogen bisa dibentuk dengan memperhatikan latar belakang, sosial ekonomi dan etnik, serta kemampuan akademis. Menurut Anita Lie "Kelompok pembelajaran kooperatif biasanya terdiri dari satu orang berkemampuan tinggi, dua orang dengan kelompok sedang, dan satu lainnya dari kelompok kurang".[14]
Uraian diatas menjelaskan bahwa pengelompokkan secara heterogen akan memberi manfaat bagi proses pembelajaran, terutama dalam meningkatkan interaksi antara siswa dengan kemampuan akademik yang berbeda. Diantara manfaaat yang diperoleh dari pengelompokkan heterogen ini menurut Anita Lie adalah :
1)   Memberikan kesempatan untuk saling mengajar dan saling mendukung.
2)   Meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, etnik, gender
3) Memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi, guru mendapat satu asisten setiap tiga orang.[15]

9.         Hasil Belajar
Proses belajar akan menghasilkan sesuatu yang disebut dengan hasil belajar. Menurut Suharsimi Arikunto ”hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.[16] Hasil belajar bukan hanya pengetahuan, tetapi juga kecakapan dan keterampilan dalam meihat, menganalisis, serta memecahkan masalah, mengadakan rencana dan membuat pembagian kerja. Hasil belajar yang baik akan diperoleh melalui proses belajar yang baik, hasil yang baik ini menggambarkan mutu pendidikan.
Menurut A.M Sardiman hasil belajar itu dikatakan betul betul baik apabila memiliki ciri-ciri:
1.      Hasil itu tahan lama
2.    Hasil itu merupakan Pengetahuan hasil dari proses belajar mengajar itu bagi siswa seolah-olah telah merupakan bagian kepribadian bagi diri setiap siswa. Sehingga akan dapat mempengaruhi pandangan dan caranya mendekati suatu permasalahan.[17]

Hasil belajar dapat diperoleh melalui tes diakhir penelitian. Menurut Suharmi Arikunto yaitu: “tujuan penilaian hasil belajar adalah mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah”[18]. Jadi dengan melakukan penilaian hasil belajar akan diketahui berhasil atau tidaknya proses pembelajaran dapat dilihat dari  tes di akhir pokok bahasan untuk melihat hasil belajar siswa.
Menurut Hamalik, hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.[19]
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan.[20] Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.
Kingsley membagi 3 macam hasil belajar sebagai berikut:
1.      Keterampilan dan kebiasaan
2.      Pengetahuan dan pengertian
3.      Sikap dan cita-cita. [21]
Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. [22]
Bloom dalam taksonominya yang dikenal dengan Taksonomi Bloom, mengemukakan bahwa hasil belajar dikategorikan menjadi tiga ranah, yaitu:
1.      Ranah Kognitif (Cognitive Domain)
Ranah kognitif mengacu pada hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam jenjang yang kompleksitasnya bertingkat, yaitu mulai dari pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis), dan evaluasi (evaluation);
2.      Ranah Afektif (Affective Domain)
Ranah afektif mengacu pada hasil belajar berupa sikap.  Pada ranah ini, Bloom membagi hasil belajar kepada lima tingkat, yaitu menerima (receiving), merespon (responding), menghargai (valuing), mengorganisasikan (organization), dan bertindak konsisten (characterization by a value or value complex);


3.      Ranah Psikomotor (Psyco-motor Domain)
Ranah psikomotor mengacu pada perbuatan fisik. Pada ranah ini, Bloom membagi pada tujuh tingkatan yaitu, persepsi (perception), persiapan (set), respon pembimbing (guided response), mekanis (mechanism), respon terpola (complex overt response), adaptasi (adaptation), dan keaslian (origination).[23]

Berdasarkan uraian di atas, hasil belajar yang dimaksud pada penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki siswa pada aspek kognitif setelah ia mengikuti pengalaman belajar, kemampuan ini diukur dengan menggunakan tes akhir.
B.     Kerangka Konseptual

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika siswa adalah pemilihan pendekatan yang masih kurang tepat serta penilaian yang dilakukan oleh guru masih berdasarkan paper and pencil test sehingga penilaian tersebut belum mampu mengukur kemampuan siswa sebenarnya. Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran adalah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran dan sistem penilaian yang mampu mengukur kemampuan siswa sebenarnya. Diantara pendekatan dan sistem penilaian yang bagus dan cocok diterapkan dalam proses pembelajaran matematika adalah Pendekatan SAVI dan sistem penilaian berbasis portofolio, dokumen portofolio yang menunjukkan perkembangan siswa selama pembelajaran matematika diantaranya adalah LKS, kuis, dan PR.

            Gambar 1: Skema Kerangka Konseptual
C.    Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Hasil belajar matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan SAVI dan penilaian portofolio lebih baik dari hasil belajar matematika siswa yang menggunakan  pendekatan pembelajaran biasa siswa kelas X SMAN 1 Banuhampu Sungai Puar.”




 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.    Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sudjana Eksperimen merupakan metode penelitian yang mengungkapkan hubungan antara dua variabel atau lebih mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain.[24]
Berdasarkan jenis penelitian di atas, penelitian ini dilakukan terhadap dua kelas yaitu, kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen merupakan kelas yang pembelajarannya dengan pendekatan SAVI dengan sistem penilaian berbasis portofolio, dan kelas kontrol merupakan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran biasa. Adapun rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3: Rancangan Penelitian (Randomized Control Group Only Desain)
Kelas Sampel
Perlakuan
Tes Akhir
Eksperimen
T
X1
Kontrol
-
X2
   Sumber : Sumadi Suryabrata[25]


Keterangan:
T        :  Pembelajaran dengan pendekatan SAVI dengan sistem penilaan portofolio
            X1        :  Nilai hasil belajar kelas eksperimen
X2        :  Nilai hasil belajar kelas kontrol 
B. Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian. Menurut Nana Sudjana bahwa: “Populasi adalah seluruh sumber data yang memungkinkan memberi informasi yang berguna bagi masalah pendidikan”[26]. Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu ditentukan populasi penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah, seluruh siswa kelas X SMAN 1 Banuhampu Sungai Puar Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 3 kelas. Untuk lebih jelasnya sebaran populasi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4. Banyak Siswa KelasX SMAN 1 Banuhampu Tahun Pelajaran 2012/2013
No
Kelas
Jumlah Siswa
1
X1
18
2
X2
18
3
X3
18

Jumlah
36
(Sumber: Tata Usaha SMAN 1 Banuhampu)
2.      Sampel
Sampel dalam penelitian ini dipilih secara acak dua kelas pada SMAN 1 Banuhampu. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Random Sampling. Langkah-langkah yang diambil dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
a.    Mengumpulkan nilai Semester I pokok bahasan sebelumnya kelas X SMAN 1 Banuhampu Tahun Pelajaran 2012/2013 yang merupakan populasi dari penelitian ini.
b.      Melakukan uji Normalitas yang bertujuan untuk melihat apakah populasi berdistribusi nomal atau tidak. Uji normalitas diuji dengan menggunakan uji Anderson Darling. Uji Anderson Darling di lakukan dengan cara sebagai berikut:
1)      Membuat hipotesis, yaitu:
: data mengikuti distribusi normal
data tidak mengikuti distribusi normal.
2)      Uji statistiknya:  
dimana
Keterangan:
         A2= Anderson Darling
F = fungsi distribusi komulatif dari distribusi khusus
= data urutan ke-i
N = banyak data

Kriteria yang digunakan adalah jika P-value > = 0,05 maka data berdistribusi normal atau sebaliknya < merupakan taraf nyata yang ditetapkan).
c.       Melakukan Uji Homogenitas Variansi untuk mengetahui apakah populasi mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Untuk menentukan kehomogenan populasi dilakukan Analisis Variansi Satu Arah (ANAVA ) dengan operasi-operasi sebagai berikut:
1)      Tabel Distribusi Nilai Untuk Seluruh Populasi
Tabel 5. Distribusi Nilai untuk seluruh Populasi

Aspek
    Populasi
kelas


X1
X2
X3
Total
Nn
N1
N2
N3
NT
  

   
   

   
   
 
    
    
  
   
   
    
   
   
Keterangan :
N                     : Jumlah siswa
                                            : Simpangan baku

2)      Jumlah kuadrat rata-rata kuadratis (JKR)
JKR =
3)      Jumlah kuadrat rata-rata kuadratis aatra kelompok (JKK)
JKK = - JKR
4)      Jumlah kuadrat total (JKT)
JKT= 
5)      Jumlah kuadrat dalam kelompok (JKD)

JKD =  JKT - JKK - JKR
6)      Rata-rata (RJKK)
RJKK =
7)      Rata-rata (RJKD)
RJKK =

8)      F =

9)      Bila Fhitung ≤ Ftabel dengan= 0,05 dan dk = k – 1, n – k maka populasi dinyatakan homogen. Bila Fhitung ≥ Ftabel maka populasi dinyatakan tidak homogen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6. Perhitungan Uji Homogenitas Populasi
Sumber Variansi
Db
JK
R
F
Tabel
0,05
0,01
1
JK(R)



Antar Kelompok
k – 1
JKK
Kelompok Dalam
n - k
JKD
Total

JKT



d.      Melakukan analisis variansi untuk melihat kesamaan rata-rata populasi dengan menggunakan teknik ANAVA satu arah. Dengan langkah-langkah seperti yang diungkapkan oleh Walpole sebagai berikut:
Hipotesis statistiknya:
:   =  = ...=
: sekurang-kurangnya dua nilai ragam tidak sama
Tabel 7. Tabel ANAVA satu arah
Sumber Keragaman
Jumlah Kuadrat
Derajat Bebas
Kuadrat Tengah
fhitung
Perlakuan (nilai tengah kolom)
JKP
k – 1
KTP =
Galat
JKG
N – k
KTG =
Total
JKT
N – 1



 
Dengan:

JKT    =                               
 


JKP    =                                
JKG    =  JKT – JKP
Kriteria pengujian adalah tolak H0 jika  Fhitung > Ftabel dan berlaku sebaliknya terima H0 jika Fhitung   Ftabel Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika P-value > α = 0,05 maka data memiliki kesamaan rata-rata atau sebaliknya.
e.             Karena populasi berdistribusi normal, homogen, dan mempunyai kesamaan rata-rata, selanjutnya ditentukan sampel dengan teknik Random Sampling, jika populasi terbukti homogen. Kelas yang terambil pertama dinyatakan sebagai kelas eksperimen dan yang kedua sebagai kelas kontrol.[27]
       c.  Variabel dan Data
1.      Variabel
Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini terdapat variabel X1 dan variabel X2 yaitu :
a.       Variabel X1
Yang menjadi varibel X1 dalam penelitian adalah hasil belajar siswa pada kelas eksperimen.
b.      Variable X2 
Yang menjadi varibel X2 dalam penelitian adalah hasil belajar siswa pada kelas kontrol
2.      Data
a.       Jenis data
1)  Data primer yaitu data tentang hasil belajar matematika siswa yang diperoleh setelah mengadakan eksperimen
2)      Data Sekunder yaitu nilai rapor matematika siswa kelas X SMAN 1 Banuhampu Sungai Puar tahun pelajaran 2012/ 2013


b.      Sumber Data
1)  Sumber data primer  berupa hasil tes yang bersumber dari sampel setelah proses pembelajaran.
2)      Sumber data sekunder diperoleh dari guru mata pelajaran matematika yang mengajar di kelas tersebut.
D.    Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang penulis lakukan melalui empat tahap yakni tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap akhir dan tahap evaluasi
1.      Tahap Persiapan
a.     Menetapkan jadwal penelitian
b.     Mengurus izin penelitian
c.      Menentukan sampel penelitian
d.   Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai materi yang akan dipelajari pada pertemuan selama penelitian, LKS, PR, dan kuis.
e.       Membuat kelompok berdasarkan pengelompokkan heterogenitas dari data nilai.
f.       Mempersiapkan soal tes akhir yang akan diberikan pada akhir pokok bahasan.
g.      Menentukan isi portofolio sesuai indikator yang hendak dicapai
h.      Mempersiapkan format penilaian portofolio.
        2  Tahap Pelaksanaan
       Tahap Pelaksanaan meliputi:
  Tabel 8.  Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Kelas Eksperimen  (Dengan Pendekatan SAVI Dan Penilaian Portofolio)
Kelas Kontrol
 (Dengan Pembelajaran Biasa)
1
2
3
4
Tahap Pembelajaran
Kegiatan Guru
Tahap Pembelajaran
Kegiatan Guru
Tahap 1
Tahap Persiapan
( 10’)
a. Memberi salam dan mempersilahkan ketua kelas untuk menyiapkan siswa di kelas berdoa (2’)

b. Guru membuka pelajaran dan berusaha memusatkan perhatian dan menyiapkan mental siswa untuk belajar matematika (2’ )

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang pembelajarannya menggunakan pendekatan SAVI dan penilaian portofolio. Semua karya
Tahap 1 Menyampaikan tujuan dan persiapan siswa (±10’)












a. Apersepsi

a)Guru mengucapkan salam
  b)Guru menanyakan kesiapan siswa mengikuti pelajaran.
c)Guru mengingatkan kembali tentang materi pelajaran sebelumnya

b. Motivasi

a) Guru membuka pelajaran dengan menceritakan masalah kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi pelajaran yaitu menentukan selang dimana suatu fungsi naik dan turun sehingga siswa termotivasi dalam
1
2
3
4

Siswa yang dihasilkan ditiap pertemuan seperti LKS, kuis, dan PR yang telah dinilai dan
dikomentari guru dikumpulkan dalam satu bundel atau map. Guru nanti membimbing siswa menyusun portofolio mereka dan guru menginformasikan bahwa portofolio akan menjadi tambahan nilai. Jadi semakin lengkap dan rapi susunan portofolionya, tentu nilainya akan semakin bagus.( 3’)

d.Guru melakukan apersepsi dengan mengingat kembali materi yang berkaitan dengan materi pada pertemuan ini dan jika perlu membahas PR yang kurang dimengerti siswa (3’)

Dalam belajar dan menyadari pentingnya pelajaran ini.

c. Introduksi
  Guru menyebutkan tujuan pembelajaran dan materi pokok yang akan dipelajari yaitu menentukan selang dimana suatu fungsi naik dan turun








Tabel 9 . Kegiatan inti ( 60 menit )
Kelas Eksperimen
 (Dengan Pendekatan SAVI Dan Penilaian Portofolio)
Kelas Kontrol (Dengan pembelajaran Biasa)
1
2
3
4
Tahap 2
Tahap penyampaian (±15’)
















Tahap 3 Tahap pelatihan (±20’)
a.Guru mengorganisasikan kelompok belajar siswa (±3’)

b.Guru menginformasikan materi dengan sebelumnya guru membagikan LKS kepada masing-masing siswa dalam kelompok dan menunjukan secara acak siswa untuk membaca LKS dengan suara keras sementara siswa lain mendengarkan (±5’).

c.Guru mengiring siswa membahas contoh soal yang ada dalam LKS dan guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika masih kurang mengerti(±5’)

d.Guru menyuruh siswa mengerjakan latihan dalam LKS,coba secara


Tahap 2
Mendemontrasikan pengetahuan dan keterampilan (±20’)









Tahap 3 Membimbing pelatihan (±20’)
a.Guru menjelaskan materi

b. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya bisa terdapat keraguan dalam memahami materi

c. Guru memberikan contoh soal dan membahasnya bersama siswa

d. Guru bertanya kepada siswa mengenai materi yang tidak mereka mengerti

e. Guru memberikan latihan dalam LKS pada masing-masing siswa dan menyuruh
1
2
3
4





Tahap 4 Tahap penampilan (±15’)




























Tahap 3  Tahap Pelatihan (± 10)




1
 mandiri terlebih dahulu jika kurang bisa diskusikan dengan teman kelompok

e. Guru menginformasikan bahwa jika ada kelompok yang terbentur,setiap anggota dalam kelompok itu di beri kesempatan mencari informasi sebanyak mungkin dengan berpencar ke kelompok yang bisa memberi informasi yang diharapkan .Setelah itu setiap siswa kembali ke tempat masing-masing DENGAN CACATAN DILARANG MEMBAWA ALAT TULIS sewaktu mencari informasi.Dan seteleh itu kembali ke kelompok  masing-masing dengan dan menyelesaikan LKS (±5’)

f.Setelah selesai membuat LKS seyiap kelompok siap-siap untuk presentasi di depan kelas, yang dipresentasikan di depan kelas adalah



2























3
mereka untuk membaca dan mengisi LKS, jika kurang mengerti boleh dikusi dengan teman sebangku (±30’)

f. Guru membimbing siswa dalam pengisisan LKS dengan berjalan ke tiap meja siswa

g. Guru meminta siswa untuk mengerjakan  hasil LKS nya di papan tulis (±20’)

h. Guru menanyakan jawaban siswa tadi ke siswa lain untuk menilai hasil kerjanya

i. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

j. Guru memberikan kuis (±10’)





4























1
  menyebutkan secara sekilas konsep awal yang mereka peroleh dan kemudian pembahasan soal dari LKS yang mereka buat (±10’)

g. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok yang mau tampil secara sportif terlebih dahulu. Kelompok yang tampil sportif diberi penghargaan poin untuk setiap anggota kelompoknya. Jika tidak ada yang mau tampil guru me-lot kelompok yang akan tampil dengan meminta wakil dari masing-masing kelompok yang terpilih mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Siswa yang lain sebagai peserta diskusi ikut berpartisipasi dengan bertanya atau memberi saran-saran yang membangun. Bagi siswa yang berpartisipasi aktif juga diberi penghargaan(±10’)







2























3























4

h.Setelah presentasi dan Tanya jawab selesai guru menyuruh siswa kembali ke posisi semula
i.Untuk melihat pemahaman dan umpan balik dari siswa mengenai materi yang baru saja dibahas guru membagikan soal kuis pada siswa (±10’)



Tabel 10. Kegiatan Penutup (10 menit )

Kelas Eksperimen
 (Dengan Pendekatan SAVI Dan Penilaian Portofolio)
Kelas Kontrol
(Dengan Pembelajaran Biasa)
1
2
3
4
Tahap Pembelajaran
Kegiatan Guru
Tahap Pembelajaran
Kegiatan Guru
Tahap 3
Tahap
Pelatihan
(±10’)

a.Guru membimbing siswa menerangkum persoalan yang baru saja di bahas sehingga memperoleh gambaran yang  jelas tentang persoalan yang baru di bahas sambil merevres pikiran siswa  setelah melakukan kegiatan pembelajaran


Tahap 5
Memberikan latihan dan penerapan konsep (±10’)

a.Dengan metode Tanya jawab guru membimbing siswa dalam menyimpulkan mengenai materi yang telah di bahas.

b.Guru menginformasikan materi yang akan di pelajari besok nya agar siswa mempelajari sebelum pertemuan beriktunya.

1
2
3
4

b.Guru memotivasi
siswa dan menginformasikan materi yang akan di pelajari besok agar siswa
Mempelajarinya di rumah dan membuat pokok masalah yang akan di pelajari sehingga mudah melaksanakan diskusi pada pertemuan berikutnya.

c.Guru memberikan beberapa buah PR agar mereka menjadi lebih paham dan mengulang pelajaran di rumah


c.Dengan metode pemberian tugas, guru memberikan PR kepada siswa


3.      Tahap Akhir
      Pada tahap akhir penelitian ini penulis melakukan hal-hal sebagai berikut :
a.       Mengadakan tes uji coba.
b.      Mengadakan tes akhir pokok bahasan dikelas sampel
c.       Analisis tes akhir pokok bahasan
d.      Mengumpulkan portofolio siswa dan membuat profil siswa dalam belajar matematika yang dicantumkan ke dalam format portofolio berdasarkan karya siswa dalam portofolio.
4.      Tahap Evaluasi
           Tahap evaluasi pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol dilaksanakan di akhir penelitian berupa tes essay secara individu oleh siswa. Tetapi pada kelas eksperimen, nilai tes yang diperoleh siswa didukung dengan bukti dokumen portofolio siswa. 
             E.   Instrumen Penelitian
           1.                  Lembar Observasi Aktifitas siswa
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas-aktivitas siswa   selama mengikuti proses pembelajaran dengan Pendekatan SAVI dan penilaian portofolio pada kelas eksperimen dan aktivitas-aktivitas siswa   selama mengikuti proses pembelajaran konvensional.
Aktivitas siswa yang diamati pada kelas eksperimen sebagai berikut:
a         Ikut bekerja sama dalam diskusi kelompok
b        Memperagakan, mempresentasikan suatu proses, sistem, atau seperangkat konsep di depan guru atau peserta diskusi pada saat diskusi dalam kelompok atau presentasi di depan kelas.
c         Membaca materi dalam LKS dan mendengarkan teman membaca LKS
d        Bertanya, memberi tanggapan, pendapat atau saran pada saat diskusi pada teman atau kepada guru
e         Menanggapi tanggapan, saran, dan menjawab pertanyaan guru/siswa lain
f         Memperhatikan penjelasan yang diberikan guru
g        Memperhatikan teman yang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
h        Mengerjakan latihan LKS
i          Mengerjakan kuis
j          Membuat kesimpulan
Format lembar observasi siswa untuk kelas eksperimen dapat dilihat pada Lampiran.
2.   Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) diberikan kepada siswa kelas eksperimen pada setiap pertemuan. Tujuannya untuk melihat perkembangan belajar siswa selama proses pembelajaran. Masalah dalam LKS disesuaikan dengan sub pokok bahasan yang dipelajari di setiap pertemuan.
3.   Kuis
Kuis diberikan kepada siswa di akhir pembelajaran. Tujuannya untuk melihat perkembangan belajar siswa selama pembelajaran berlangsung.
4.   Pekerjaan Rumah (PR)
PR terdiri dari soal-soal yang berhubungan dengan materi yang dibicarakan dalam kelas. PR dikerjakan secara individu/kelompok oleh siswa di rumah dan diberikan secara kontinu dengan tujuan untuk melihat perkembangan belajar siswa selama peneletian berlangsung.
    5.      Tes akhir
Langkah-langkah dalam menyusun tes akhir hasil belajar sebagai berikut :
  1.Menentukan tujuan mengadakan tes yaitu, untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, dan melihat apakah strategi yang digunakan berhasil diterapkan.
     2.      Membuat batasan terhadap materi pelajaran yang akan diuji.
     3.      Membuat kisi-kisi tes hasil belajar matematika.
     4.      Menyusun soal tes sesuai dengan kisi – kisi soal.
Suatu tes dikatakan valid, apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa: ”Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur”[28]. Validitas yang digunakan adalah validitas isi (content validity), seperti yang dikemukakan Suharsimi Arikunto bahwa: ”Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas isi ini sering juga disebut validitas kurikuler”[29].Berdasarkan kutipan di atas, penulis menyusun kisi-kisi tes berdasarkan silabus yang telah dibuat guru.
                                                                                                                         5Uji coba tes
Sebelum tes diberikan kepada kelas sampel, tes diuji dulu pada sekolah yang tingkat KKM-nya hampir sama dengan tempat penelitian, yaitu dilaksanakan di Kelas X MAN 1 Banuhampu Sungai Puar Tahun Pelajaran 2012/2013.
Adapun tujuan dari uji coba tes menurut  Sutrisno Hadi (1997 : 107) adalah:
a)    Memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas maksudnya
b)  Memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang bisa menimbulkan jawaban-jawaban yang dangkal.
c)      Memperbaiki kata-kata yang terlalu asing, akademik atau kata yang menimbulkan kecurigaan.
d)  Menambah item yang sangat perlu atau meniadakan item yang ternyata tidak relevan dengan tujuan penelitian.

6.      Analisis Item
Setelah uji coba dilakukan maka kegiatan selanjutnya adalah melakukan analisis butir soal, untuk melihat keberadaan soal-soal yang disusun baik atau tidak. Menurut Suharsimi Arikunto : “Tujuan analisis butir soal yaitu untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek”[30]. Analisa soal dapat diperoleh informasi, tentang kejelekan sebuah soal dan “petunjuk” untuk  mengadakan perbaikan.
Dalam melakukan analisis butir soal, komponen yang perlu diperhatikan adalah  tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas tes.
a.       Validitas
Validitas menurut Suharsimi Arikunto adalah:” suatu ukuran yang menunjukkan tingkat ketepatan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mempunyai validitas yang tinggi”.[31]
Jika nilai thitung > ttabel (thitung lebih besar dari ttabel) berarti soal tersebut valid dan sebaliknya jika thitung< ttabel (thitung lebih kecil dari ttabel), berarti soal tidak valid.
Soal yang valid diujikan kepada kelas yang dilakukan penelitian yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen.
b.      Reliabilitas Tes
Menurut Nana Sudjana: ”Reliabilitas alat ukur adalah ketetapan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya”[32]. Artinya, kapan pun alat ukur tersebut digunakan akan memberikan hasil ukur yang sama.
Untuk menentukan reliabilitas tes digunakan rumus yang dikemukakan oleh  Suharsimi Arikunto yaitu :
r
Maka:
Keterangan :
  rii         : reliabilitas tes
   n         : banyaknya soal
     : jumlah varians skor tiap – tiap soal
         : variansi total
Kriteria dari harga r adalah:
                                          :           rii  = 0
Sangat rendah                   :           0,00 < rii ≤ 0,20
Rendah                              :           0,20 < rii   0,40
Cukup                               :           0,40 < rii ≤ 0,60
Tinggi                                :           0,60 < rii ≤ 0,80
Sangat tinggi                     :           0,80 < rii < 1,00
Sangat sempurna               :           rii = 1[33]
Dengan menggunakan rumus diatas, dilakukan perhitungan Reliabilitas uji coba di MAN 1 Banuhampu
c.       Tingkat Kesukaran Soal
Indeks kesukaran soal menunjukan mudahnya, sedang atau sukarnya suatu soal. Untuk menentukan indeks kesukaran soal berbentuk essay digunakan rumus yang dikemukakan oleh Depdiknas sebagai berikut:
Keterangan:
Ik               : Indeks kesukaran soal
Mean         : Rata-rata
Dengan kriteria :
1.      0,00 ≤ IK < 0,30          : Soal tergolong sukar
2.      0,30 ≤ IK < 0,70          : Soal tergolong sedang
3.      0,70 ≤ IK  ≤ 1,00         : Soal tergolong mudah
d.    Daya Pembeda Soal ( DP )
Daya Pembeda Soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan siswa yang tidak atau kurang serta belum menguasai materi yang ditanyakan. Untuk menghitung Daya Pembeda Soal ( DP ) digunakan
                 rumus :
Kriteria yang dipakai untuk daya pembeda soal  menurut Depdiknas (2001:9) adalah sebagi berikut:
0,40 < Dp ≤ 1,00                : soal diterima baik
0,30 < Dp ≤ 0,40               : soal diterima tetapi perlu diperbaiki
0,20 < Dp ≤ 0,30               : soal diperbaiki
0,00 ≤ Dp ≤ 0,20               : soal tidak dipakai / dibuang
Jadi sebuah analisis item dikatakan baik atau tidak apabila: materi tes tersebut benar-benar valid dengan kriteria korelasi sedang, reliabilitas soal dengan kriteria cukup, indeks kesukaran soal dengan kriteria soal tergolong sedang, serta daya pembeda soal dengan kriteria soal diterima tetapi perlu diperbaiki
F.     Teknik Analisis Data
Analisis data bertujuan untuk melihat, apakah rata-rata skor hasil belajar antara kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Untuk melakukan uji statistik maka perlu dilakukan

1.      Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel berdistribusi normal atau tidak.
Uji yang digunakan adalah uji Liliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Menyusun skor hasil belajar siswa dalam suatu tabel, skor disusun dari yang terkecil sampai yang terbesar.
b.      Mencari skor baku dari skor mentah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
      Zi =
Keterangan:
 S   =  Simpangan baku
=  Skor rata-rata
 Xi  =  Skor dari tiap soal, i = 1, 2, 3, ..., n
c.       Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, dihitung peluang 
F(Zi) = P (Z £ Zi)
d.      Menghitung jumlah proporsi skor baku yang lebih kecil atau sama Zi   yang dinyatakan dengan S (Zi) dengan menggunakan rumus :
                 
e.       Menghitung selisih antara F(Zi) dengan S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
f.       Ambil harga mutlak yang terbesar dari harga mutlak selisih itu diberi simbol Lhitung, Lhitung = maks  
g.      Kemudian bandingkan Lhitung dengan nilai kritis L yang diperoleh dari daftar nilai kritis untuk uji Liliefors pada taraf a = 0,05 . Dimana Ho adalah populasi berdistribusi normal, dengan kriteria tolak Ho jika Lhitung > Ltabel, dan terima Ho jika Lhitung Ltabel.
2.      Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas variansi bertujuan untuk melihat kedua kelompok sampel mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Untuk mengujinya digunakan uji F. Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis ini menurut Sudjana adalah :
F =
Keterangan:
F         = Variansi kelompok data
S12          = Variansi terbesar
S22          = Variansi terkecil
Kriteria pengujian adalah terima hipotesis H0 jika :  F hitung < F tabel  dan tolak  H0 jika : F hitung ˃ F tabel[34]
3.      Uji Hipotesis
Untuk menentukan apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa dari kedua kelompok sampel tersebut, dilakukan uji perbedaan  rata-rata (uji pihak kanan). Pasangan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:     
             H  : = 
                              H : >  
 merupakan rata-rata hasil belajar matematika siswa yang menggunakan penerapan pendekatan SAVI  dan penilaian portofolio dan merupakan hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pendekatan pembelajaran biasa
Jika data populasi berdistribusi normal dan mempunyai variansi homogen, maka uji statistik yang digunakan menurut Sudjana adalah              :
  dengan  S =
Keterangan :           =  Nilai rata-rata kelompok eksperimen
                =  Nilai rata-rata kelompok kontrol
        n          =  Jumlah siswa kelompok eksperimen
        n         =  Jumlah siswa kelompok kontrol
        S         =  Variansi hasil belajar kelas eksperimen
        S            =  Variansi hasil belajar kelas kontrol
        S            =  Simpangan baku kedua kelompok data
Kriteria:
Terima H : jika t > t atau t < t,   dengan
dk = n + n – 2 dalam hal lain H ditolak.
Apabila data berdistribusi normal tetapi mempunyai variansi yang tidak homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah :
Kriteria pengujian adalah :
Tolak H0 jika t  dan terima H0 jika t <
Keterangan :    W1 =   ,  W2 =
­                t1 = t_
                        t2 = t
t> t berarti Hditolak[36]





















DAFTAR KEPUSTAKAAN


Arikunto, Suharsimi. (2007) . Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

                 . (2006) . Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

A.M, Sardiman (2010) . Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo persada

Daryanto.(2007). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Pedoman Pengembangan Portofolio untuk Penilaian. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah dan Umum. Dalam: http://www.google.com/search?hl=en&q=format+penilaian+portofolio+matematika+siswa+SMA&btnG=Search&cts=1238999359109
             [15 Januari2013]


[15 Januari 2013]
Hamalik,Oemar. (2006). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Kinsley, Hordward .dikutip dari Nana Sudjana.(2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdikarya


Lie, Anita. (2002) . Cooperative Learning Mempraktekan Cooperative learning di Ruang – ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo

Meier, Dave. (2005). The Accelerated Learning Handbook (Terjemahan). Bandung: Kaifa, PT Mizan Pustaka Prawironegoro, Praktiknyo. (1985). Evaluasi Hasil Belajar Khusus Analisis Soal Bidang Studi Matematika. Jakarta: Dept P & K Dirjen Dikti PPLPTK

Mudjiono,dkk.(1999).Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta

Nasution, S (2003). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar Jakarta: Bumi Aksara

Prayitno, Elida. (2003). Pedoman Pengembangan Sistem Penilaian. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta

Roswita. (2008). Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika siswa dengan Pendekatan SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTTELEKTUAL (SAVI) pada kelas VIII4 SMP Negeri 31 Padang Tahun Pelajaran 2006/2007. Tugas Akhir-PTK. Padang: FMIPA-UNP

Rusoni, Elin. (2008). Portofolio dan Paradigma Baru Dalam Penilaian Matematika. Bandung: UPI. Dalam http://www.mathematic.transdigit.com/mathematic-article/portofolio-paradigma-baru-dalam-penilaian-matematika.html   [15 Januari 2013 ]

Setriana, Ade Juni. (2007). Penerapan Penilaian Portofolio pada Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMPN 26 Padang Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi. Padang: FMIPA UNP

Silberman, Melvin L. (2006). Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusamedia.

Slameto. (2003.) Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Reneka Cipta.

Sudjana. (2002). Metoda  Statistika. Bandung: Tarsito

Sudjana, Nana. (2004).Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru

Suryabrata, Sumadi. (2003). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Tim Penulis. (2007). Buku Panduan Penulisan Tugas Akhir/Skripsi UNP. Padang: IKIP   Padang

Thoha, M. Chabib .(1996).Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Walpole, RE. (1997). Pengantar Statistika . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama



[1] Dave Meier, The Accelerated Learning Handbook (Terjemahan),(Bandung: Kaifa, PT Mizan Pustaka Prawironegoro, Praktiknyo,2005),h,90-100

[2] Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Reneka Cipta, 2003),h,2

[3] Melvin L Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, ( Bandung: Nusamedia, 2006), h, 5

[4] Dave Meier, The Accelerated Learning Handbook (Terjemahan),(Bandung: Kaifa, PT Mizan Pustaka Prawironegoro, Praktiknyo,2005),h,91


[5] Dave Meier, The Accelerated Learning Handbook (Terjemahan),(Bandung: Kaifa, PT Mizan Pustaka Prawironegoro, Praktiknyo,2005),h,92-99


[6] Dave Meier, The Accelerated Learning Handbook (Terjemahan),(Bandung: Kaifa, PT Mizan Pustaka Prawironegoro, Praktiknyo,2005),h,100
7 Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Pengembangan Portofolio untuk Penilaian,(Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah dan Umum,2004),h,3



[8] Rusoni, Elin, Portofolio dan Paradigma Baru Dalam Penilaian Matematika,( Bandung: UPI, 2008),h, 154
[9] Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Pengembangan Portofolio untuk Penilaian,(Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah dan Umum,2004),h,21-29



[10] A.M, Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. RajaGrafindo persada, 2010),h,101

[11] Elida Prayitno, Pedoman Pengembangan Sistem Penilaian. (Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakart,2003),h,7

[12] Elida Prayitno, Pedoman Pengembangan Sistem Penilaian. (Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakart,2003),h,15
[13] Nasution, S, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara,2003),h,202


[14] Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktekan Cooperative learning di Ruang – ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo, 2002),h,40

[15] Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktekan Cooperative learning di Ruang – ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo, 2002),h,42
[16] Suharsimi Arikunto,Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara,2007),h, 22
[17] A.M, Sardiman,Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: PT. RajaGrafindo persada,2010),h,47

[18] Suharsimi Arikunto,Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara,2007),h, 4
[19] Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Bumi Aksara, 2006), h. 30
[20] Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 102
[21] Hordward Kinsley, dikutip dari Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdikarya,2005), h. 22
[22] Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999),h.250
[23] M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), Cet.ke-3, h.27
[24] Nana Sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru,2004),h,19
[25] Sumadi, Suryabrata, Metodologi Penelitian,(Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,2003),h,104

[26] Nana Sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru,2004),h,84

[27] Walpole, RE,Pengantar Statistika, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,1997),h, 383-387


[28] Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara,2007),h,63
[29] Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara,2007),h,64


[30] Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara,2007),h,209

[31] Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara,2007),h,168

[32] Nana Sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru,2004),h,120


[33] Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara,2007),h,109


[34] Sudjana, Metoda  Statistika, (Bandung: Tarsito,2002),h,249


[35]  Sudjana, Metoda  Statistika, (Bandung: Tarsito,2002),h,239

[36] Sudjana, Metoda  Statistika, (Bandung: Tarsito,2002),h,243



Tidak ada komentar:

Posting Komentar